Newest Post
// Posted by :Unknown
// On :Rabu, 08 Mei 2013
KATA PENGANTAR
Pertama – tama kami mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena kasih
dan pertolongan-Nya makalah ini dapat diselesaikan pada waktunya.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk melatih kita dalam pembuatan makalah yang
nantinya akan sangat berguna untuk studi kami. Serta kami ingin mencari dan
menambah wawasan tentang tumbuhan Gymnospermae.
Kami menyadari, bahwa makalah ini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada dosen yang telah
membimbing dalam penyelesaian makalah ini, kepada orang tua yang telah
memberikan bantuan materil maupun moril serta rekan-rekan yang banyak membantu
memberikan dorongan dalam penyelesaian makalah ini.
Kami
menyadari, bahwa sebagai mahasiswa yang belum memiliki banyak wawasan dalam
penulisan makalah, sehingga makalah ini mempunyai banyak kekurangan.
Oleh karena itu, apabila ada kesalahan dalam penulisan ini kami mohon maaf.
Makassar, 03 Mei 2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Gymnospermae adalah tumbuhan yang memiliki biji terbuka. Gymnospermae
berasal dari bahasa Yunani, yaitu gymnos yang berarti telanjang dan sperma yang
berarti biji, sehingga gymnospermae dapat diartikan sebagai tumbuhan berbiji
terbuka. Pada Gymnospermae, biji nampak (terekspos) langsung atau terletak di
antara daun-daun penyusun strobilusatau runjung, bijinya tidak terlindung dalam
bakal buah (ovarium). Gymnospermae telah hidup di bumi sejak periode Devon
(410-360 jutatahun yang lalu), sebelum era dinosaurus.
Pada saat itu,
Gymnospermae banyak diwakili oleh kelompok yang sekarang sudah punah dan kini
menjadi batu bara,seperti Pteridospermophyta (paku biji), Bennettophyta, dan
Cordaitophyta. Anggota-anggotanya yang lain dapat melanjutkan keturunannya
hingga sekarang.Angiospermae yang ditemui sekarang dianggap sebagai penerus
dari salah satukelompok Gymnospermae purba yang telah punah (paku
biji).Gymnospermae memiliki karakteristik yang unik, yaitu daur hidup yangsama
seperti tumbuhan paku heterospora.
Daur ini terdiri dari dua
fase, yaitu fasegametofit dan fase sporofit. Salah satu komponen yang terlibat
dalam fase ini adalah megagametogenesis. Megagametogenesis merupakan fase
pembentukan gametbetina. Dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai gymnosspermae
dan kelas-kelasnya, : paku biji,cycadinae,bennettinae,cordaitinae.
I.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari
makalah ini yaitu
1.
Pengertian Gymnospermae
2.
Ciri-ciri Gymnospermae
3.
Reproduksi Gymnospermae
4.
Klasifikasi Gymnospermae
5.
Habitat Gymnospermae
6.
Manfaat Gymnospermae
I.3 Tujuan
Adapun tujuan disusunnya makalah ini
yakni:
1. Untuk
mengetahui apa itu Gymnospermae
2. Untuk
mengetahui ciri-ciri dari Gymnospermae
3. Untuk
mengetahui siklus reproduksi Gymnospermae
4. Untuk
mengetahui klasifikasi dari Gymnospermae
5. Untuk
mengetahui habitat Gymnospermae
6. Untuk
mengetahui manfaat Gymnospermae
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Pengertian Gymnospermae
Gymnospermae berasal dari
Progymnospermae melalui proses evolusi biji. Hal tersebut dapat dilihat dari
bukti-bukti morfologi yang ada. Selanjutnya Progymnospermae dianggap sebagai
nenek moyang dari tumbuhan biji. Progymnospermae mempunyai karakteristik yang
merupakan bentuk antara Trimerophyta dan tumbuhan berbiji. Meskipun kelompok
ini menghasilkan spora, tetapi juga menghasilkan pertumbuhan xylem dan floem
sekunder seperti pada Gymnospermae. Progymnospermae juga sudah mempunyai
kambium berpembuluh yang bifasial yang mampu menghasilkan xilem dan floem
sekunder. Kambium berpembuluh merupakan ciri khas dari tumbuhan berbiji. Salah
satu contoh Progymnospermae adalah tipe Aneurophyton yang hidup pada
jaman Devon, sudah menunjukkan system percabangan tiga dimensi dengan stelenya
yang bertipe protostele. Contoh lainnya adalah tipe Archaeopteris yang
juga hidup di jaman Devon. Kelompok ini dianggap lebih maju karena sudah
menunjukkan adanya system percabangan lateral yang memipih pada satu bidang dan
sudah mempunyai struktur yang dianggap sebagai daun. Batangnya mempunyai stele
yang bertipe eustele yang menunjukkan adanya kekerabatan dengan tumbuhan
berbiji yang sekarang.
Gymnospermae telah hidup di bumi sejak
periode Devon (410-360 juta tahun yang lalu), sebelum era dinosaurus. Pada saat
itu, Gymnospermae banyak diwakili oleh kelompok yang sekarang sudah punah dan
kini menjadi batu bara : Pteridospermophyta (paku biji), Bennettophyta dan
Cordaitophyta. Anggota-anggotanya yang lain dapat melanjutkan keturunannya hingga
sekarang. Angiospermae yang ditemui sekarang dianggap sebagai penerus dari
salah satu kelompok Gymnospermae purba yang telah punah (paku biji).
II.2
Ciri-ciri Gymnospermae
Gymnospermae memiliki ciri-ciri umum sebagai berikut:
- Kelompok tumbuhan Gymnospermae tidak mempunyai bunga sejati, tidak ada mahkota bunganya.
- Bakal biji terdapat di luar permukaan dan tidak dilindungi oleh daun buah
- Merupakan tumbuhan heterospora yaitu menghasilkan dua jenis spora berlainan
- Spora itu berupa megaspora membentuk gamet betina, sedangkan mikrospora menghasilkan serbuk sari, struktus reproduksi terbentuk di dalam strobilus.
- Dalam reproduksi terjadi pembuahan tunggal.
II.3 Siklus reproduksi
seksual gymnospermae
Organ reproduksi pada gymnospermae
disebut konus atau strobilus. Tumbuhan berbiji terbuka tidak memiliki bunga,
sporofil terpisah-pisah atau membentuk srobilus jantan dan betina.
Makrosporofil dan makrosporangium yang tampak menempel pada strobilus betina.
Letak makrosporofil dan mikrosporofil terpisah. Sel kelamin jantan berupa
spermatozoid yang masih bergerak aktif. Di dalam strobilus jantan terdapat
banyak anteridium yang mengandung sel-sel induk butir serbuk. Sel-sel tersebut
bermeiosis dari setiap sel induk terbentuk 4 butir serbuk yang bersayap.
Pada strobilus betina terdapat
banyak arkegonium. Pada tiap-tiap arkegonium terdapat satu sel induk lembaga
yang bermeiosis sehingga terbentuk 4 sel yang haploid. Tiga mati, dan satu sel
hidup sebagai sel telur. Arkegonium ini bermuara pada satu ruang arkegonium.
Pada Gymnospermae sering terjadi
poliembrioni, walaupun hanya ada satu embrio yang terus berkembang karena
adanya pembelahan beberapa arkegonia. Air sudah tidak digunakan sebagai media
fertilisasi karena adanya pembentukan buluh serbuk pada serbuk sari yang
berkecambah.
Pada Coniferophyta dan Gnetophyta
spermanya tidak mempunyai flagel, sehingga buluh serbuk menghantarkannya
langsung ke mulut arkegonia. Serta pada Cycas dan Gingko fertilisasinya
merupakan bentuk antara kondisi pada paku-pakuan dan tumbuhan tanpa biji lainnya,
yaitu spermanya mampu berenang bebas dan bentuk pada tumbuhan berbiji yaitu
spermanya tidak mampu bergerak bebas. Gametofit jantan umumnya bersifat
haustorial, yaitu menyerap makanan dari ovulum ketika tumbuh, walaupun
dibutuhkan buluh serbuk tetapi tidak langsung masuk ke arkegonium.
Buluh serbuk tersebut tumbuh dan
menetap di dalam nuselus selama berbulan-bulan sebelum menuju gametofit betina.
Setelah sampai di mulut gametofit betina, buluh serbuk robek dan melepaskan sel
sperma yang berflagel banyak. Sperma tersebut kemudian menuju ke arkegonium dan
membuahi telur. Dengan adanya buluh sperma tersebut maka tumbuhan berbiji tidak
ada lagi yang bergantung pada ketersediaan air pada fertilisasinya.
Penyerbukan yang terjadi pada tumbuhan
berbiji terbuka selalu dengan cara anemogami (penyerbukan dengan bantuan
angin). Serbuk sari jatuh langsung pada bakal biji. Selang waktu antara
penyerbukan sampai pembuahan relatif panjang. Pembuahan yang terjadi pada
gymnospermae disebut pembuahan tunggal (setiap inti generatif melebur dengan
inti sel telur). Mikropil terdedah ke udara bebas. Pembuahan pada gymnospermae
disebut pembuahan tunggal, karena tiap-tiap inti sperma membuahi satu sel
telur.
Strobilus jantan serbuk sari
jatuh pada tetes penyerbukan (ujung putik) buluh serbuk
membelah inti tabung dan inti spermatogen inti spermatogen
membelah dua inti sperma membuahi sel telur di dalam ruang
arkegonium zigot lembaga di dalam biji tumbuhan baru.
II.4 Klasifikasi Gymnospermae
Gymnospermae terdiri dari beberapa
divisi baik yang sudah punah maupun yang masih ada sampai sekarang, yaitu
mencakup 3 divisi yang telah punah dan 4 divisi yang masih bertahan.
Tumbuhan Gymnospermae yang sudah punah
adalah:
1. Bennetophyta
2. Cordaitophyta
3. Pteridospermophyta, sudah punah namun dianggap sebagai
moyang Angiospermae.
Divisi Cycadophyta, yang mempunyai daun
menyerupai palem, agak menyerupai tumbuhan Cycas yang sekarang. Kelompok ini
(Bennetitales) juga mengikuti garis evolusi yang sama seperti tumbuhan berbiji
yang ada sampai sekarang. Namun terdapat perbedaan, yaitu sifat biseksualisme
pada strobilusnya dan aspek lainnya. Kelompok yang menyerupai Cycas ini hidup
pada jaman Jura dan Creta.
Empat divisi Gymnospermae yang masih bertahan adalah:
1. Ginkgophyta,
1. Ginkgophyta,
Hanya satu jenis yang masih bertahan:
Ginkgo bilob. Tumbuhan ini merupakan tumbuhan asli dari daratan Cina.
Tinggi pohon dapat mencapai 30 meter, daun berbentuk kipas mudah gugur. dan
berumah dua. Berdasarkan bukti fosil ginkgo diperkirakan telah hidup sejak
jaman jura (181 juta tahun yang lalu). Serbuk sari dan bakal biji dihasilkan
oleh individu yang berlainan. Anggota kelompok ini hanya ada satu species yaitu
Ginkgo biloba. Spesies ini tercatat sebagai spesies pohon tertua di
dunia. Selama 80 tahun spesies ini belum pernah berubah.
ü Klasifikasi Ginkgo
biloba
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyte
Subdivisio : Gymnospermae
Classis : Ginkgoinae
Ordo : Ginkgoales
Familia : Ginkgoceae
Genus : Ginkgo
Species : Ginkgo biloba L.
§ Ciri khas tanaman ini adalah
- Mempunyai daun yang berbentuk seperti kapas dengan lebar 5 sampai 10 sentimeter dan tinggi batang mencapai 30 meter. Selain itu, daunnya juga ada yang berbentuk mirip daun paku kelompok suplir.
- Ketika musim penyerbukan tiba, tanaman ini mengeluarkan bau yang kurang sedap dan dijauhi oleh manusia. Habitus pohon tinggi lebih dari 1000 kaki, daun berubah warna dan menggugurkan daunnya pada musim rontok.
- Tumbuhan berumah dua (diesis)
- Gamet jantan motil, penyerbukan di air.
- Daun muda menggulung, melebar bentuk kipas, daun terbagi dua simetris karena lekukan yang dalam, mengalami perkembangan.
- Strobilus jantan berbentuk kerucut; strobilus betina dngan 2 ovuli yang berbeda kematangannya; ovulum mempunyai pembungkus berdaging yang dapat berubah warna.
- Lembaga mempunyai 2 cotyledon.
§ Manfaat dan kegunaan Ginkgo biloba :
- Berfungsi sebagai antioksidan untuk menekan radikal bebas, untuk meremajakan sel-sel otak yaitu dengan cara memulihkan reseptor-reseptor di dalam otak serta meningkatkan serotonin.
- Mempunyai kemampuan untuk memperbaiki peredaran darah.
- Dapat memacu produksi molekul energi ATP (adenosine triphosphate).
- Peluang agribisnis tanaman ini adalah di manfaatkan sebagai peneduh atau sebagai tanaman hias. Selain itu, tanaman ini juga di percaya sebagai tanaman obat Bronkhitis dan asma sejak 5000 tahun lalu di Cina.
Daun tumbuhan kelas ini banyak yang
berbentuk jarum, oleh karena itu sering disebut sebagai pohon jarum. Tajuk
pohon kebanyakan berbentuk kerucut (Conus = kerucut; Ferein = mendukung).
2. Cycadophyta
Di bagi menjadi dua famili, yaitu
Cycadaceae dan Zamiaceae. Ordo Cycadales Divisi Cycadophyta, ordo ini dicirikan
dengan bentuk dan susunan daun yang mirip dengan pohon palem. Batang tidak
bercabang, akar serabut, dan ujung daun mudanya menggulung seperti daun
tumbuhan paku muda, termasuk dalam tumbuhan berumah dua. Alat kelamin jantan
dan alat kelamin betina terdapat pada pohon yang berbeda. Pohon jantan
mempunyai tongkol dengan kotak-kotak berisi serbuk sari. Pohon betina membentuk
daun buah yang pipih yang pada lekukan tepi daun buah terdapat bakal biji.
Ordo ini beranggotakan sembilan genus
yang masih hidup sampai sekarang dan meliputi sekitar 100 spesies. Meskipun
tumbuhan ini tidak ditemukan dalam fosil diduga sudah muncul pada zaman trias
sampai kapur awal. Tanda-tanda khas golongan ini adalah batang tidak bercabang,
daun majemuk tersusun sebagai tajuk di pucak pohon. Cycadales baik ditemukan
baik di wilayah tropic maupun subtropik, misalnya Zamia dan Cycas rumphii
(pakis haji).
Adapun ciri – ciri umum dari ordo
Cycadales adalah :
a) Berupa pohon,
seperti kelapa sawit dengan pertulangan daun sejajar. Batang tidak bercabang,
daunnya majemuk, tersusun sebagai tajuk di puncak pohon.
b) Berumah dua,
artinya ada tanaman jantan yang menghasilkan strobilus jantan dan tanaman
betina yang menghasilkan strobilus betina pada tanaman yang berbeda. Anggota
ini menghasilkan strobilus yang besar. Meskipun demikian, rata – rata reproduksinya
rendah. Dari 15 – 20 strobilus yang dihasilkan tumbuhan Cycas jantan, hanya
satu atau dua saja yang siap melepaskan serbuk sarinya. Strobilus jantan ini
menghasilkan aroma yang membuat serangga tertarik untuk datang. Setelah datang,
serangga tersebut akan memakan strobilus dan berkembang biak. Pada saat yang
sama, strobilus betina menghasilkan bau yang dapat mengusir serangga yang
datang kepadanya. Setelah beberapa waktu, strobilus betina menghasilkan aroma
yang justru menarik serangga yang berasal dari strobilus jantan. Sambil membawa
mikrospora dari strobilus jantan, serangga tersebut menuju strobilus betina dan
terjadilah polinasi.
c)
Daun berbagi menyirip, tersusun roset
batang, daun muda menggulung.
d) Mirip palma berkayu berbentuk pohon atau semak.
e)
Strobilus terminalis, uniseksualis,
dioecious.
f) Strobilus jantan mengandung banyak sekali mikrosporofil yang
tersusun spiral dengan mikrosporangia pada permukaan bawah.
g) Gamet jantan (spermatozoid) motil, di lingkungan air,
penting untuk penyerbukan.
h)
Jumlah ovuli dua atau lebih pada tiap
megasporofil.
i) Megasporofil mirip bulu ayam, tersusun longgar di ujung
batang atau tersusun rapat dan kompak.
Contoh: Zamia furfuracea, Cycas revoluta dan Cycas
rumphii (pakis haji)
§ Klasifikasi Pakis Haji
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Gymnospermae
Classis :
Cycadopsida
Ordo : Cycadales
Familia : Cycadaceae
Genus
: Cycas
Spesies
: Cycas rumphii
Pakis haji berbentuk seperti kelapa
sawit dan sering digunakan untuk tanaman hias. Jenis ini dapat ditemukan di
daerah tropis dan subtropis. Pakis haji (aji) atau populer juga dengan nama
sikas adalah sekelompok tumbuhan berbiji terbuka yang tergabung dalam marga
pakis haji atau Cycas dan juga merupakan satu-satunya genus dalam suku
Cycadaceae.
Pakis haji berhabitus mirip palem,
namun sebenarnya sangat jauh kekerabatannya. Kemiripan ini berasal dari susunan
anak daunnya yang tersusun berpasangan. Semua pakis haji berumah dua (dioecious)
sehingga terdapat tumbuhan jantan dan betina. Serbuk sari dihasilkan oleh
tumbuhan jantan dari runjung besar yang tumbuh dari ujung batang. Alat betina
mirip daun dengan biji-biji tumbuh dari samping. Alat betina tumbuh dari
sela-sela ketiak daun. Walaupun ia disebut “pakis”, dan daun mudanya juga mlungker
pakis sejati, pakis haji sama sekali bukan anggota tumbuhan berspora
tersebut.
Akar beberapa jenis pakis haji dapat
diinfeksi oleh sejenis Cyanobacteria, Anabaena cycadeae , yang pada
gilirannya menguntungkan kedua pihak ( simbiosis mutualistis). Akar yang
terinfeksi akan membentuk semacam bintil-bintil yang berisi jasad renik
tersebut. Beberapa pakis haji yang besar dapat dimakan bagian teras batangnya,
karena mengandung pati
3. Coniferophyta
atau dapat disebut Pinophyta
Merupakan tumbuhan runjung. Coniferales
artinya tumbuhan pembawa kerucut, karena alat reproduksi jantan atau betina
berupa strobilus. Ada dua strobilus, yaitu strobilus biji atau strobilus betina
dan strobilus jantan strobilus serbuk sari.
Seperti halnya tumbuhan gymnospermae
yang lain. Meskipun Coniferales banyak ditemukan pada zaman sekarang,
sebenarnya merupakan tumbuhan purba yang pernah hidup dominant pada zaman
karbon atas ( 345 juta tahun lalu). Anggota Coniferales merupakan tumbuhan
`evergreen` (selalu hijau ).
Adapun ciri umum ordo Coniferales adalah
- Tanaman berupa pohon, daun berbentuk jarum, serta ada yang berumah satu dan berumah dua.
- Pohon pinus dan cemara banyak hidup di Eropa bagian pegunungan. Di Eropa tanaman pinus dan cemara disebut evergreen, artinya daunnya tetap hijau sepanjang masa.
Ordo Coniferales memiliki 4 famili, yaitu:
1.
Familia Araucariaceae
Genus : Araucaria, Agathis
Ciri-ciri familia Araucariaceae:
§ Evergreen trees, mengandung resin.
§ Daun tersusun spiral atau 2 tingkat, kaku, serupa paku,
linear atau ovatus, sering meruncing.
§ Strobilus uniseksualis, terminalis atau aksilar.
Strobilus jantan dgn
banyak mikrosporofil masing-masing dengan 4-19 mikrosporangia. Strobilus betina
mirip gada atau bulat, dengan ovulum soliter dengan bagian memipih serupa
sayap.
§ Kecambah dengan 2-4 cotyledon.
Contoh : Araucaria sp.
dan Agathis alba
2.
Familia Podocarpaceae
Ciri-ciri familia Podocarpaceae :
1)
Terdapat di belahan bumi selatan.
2) Perdu atau pohon; daun tersusun spiral atau berseling,
bentuk menyerupai sisik, serupa jarum sampai lancealatus.
3)
Strobilus uniseksualis, dioecious,
aksilaris
Strobilus jantan berbentuk conus dengan
banyak mikrosporofil, dua mikrospangia pada tiap mikrosporofil. Strobilus
betina hanya memiliki satu sampai beberapa ovuli yang soliter, sering dengan
pembungkus sukulen epimatium (homolog dengan sisik pembawa ovuli) atau tertanam
dalam arilus bentuk cawan (Phyllocladus).
4) Mikropil pada Podocarpus menghadap ke bawah.
Contoh : Podocarpus imbricatus, Podocarpus polystachyus
3.
Familia Pinaceae
Genus : Pinus
Ciri-ciri familia Pinaceae :
1) Pohon berkayu, strobilus bentuk conus.
2) Daun
bentuk jarum & berkelompok atau serupa sisik, daun dan sisik tersusun
spiral, sisik dan braktea lepas.
3) Tiap sisik dengan dua (2) biji bersayap.
4) Strobilus
jantan dan betina dalam satu pohon; strobilus jantan lebih kecil dari pada
strobilus betina (berkayu), terletak aksilaris.
5) Penyerbukan & penyebaran biji dengan bantuan angin.
6) Serbuk sari dengan dua gelembung udara.
7) Cotyledon banyak.
ü Klasifikasi Pinus
Kingdom :
Plantae
Divisio :
Spermatophyta
Subdivisio : Gymnospermae
Classis : Pinopsida
Ordo : Pinales
Familia : Pinaceae
Genus :
Pinus
Spesies :Pinus merkusii
Contoh : Pinus merkusii
4.
Familia Cupressaceae
Genus : Cupressus
·
Ciri-ciri
familia Cupressaceae :
v Daun bentuk sisik dan tersusun berhadapan atau berseling,
sisik dan braktea bersatu.
v Tiap braktea dengan sejumlah biji kecil tanpa sayap.
v Strobilus
jantan dan betina dalam satu pohon, strobilus jantan berbentuk kerucut,
strobilus betina berbentuk bulat, terletak aksilaris.
v Penyerbukan & penyebaran biji dengan bantuan hewan.
v Cotyledon banyak.
Contoh tumbuhan Coniferales : Agathis alba (damar), Pinus
merkusii (pinus), Cupressus sp, Araucaria sp, Sequoia sp.,
Juniperus sp. dan Taxus sp.
·
Manfaat:
Tumbuhan dari ordo ini banyak
dimanfaatkan oleh manusia. Misalnya, batang pinus digunakan untuk bahan
industri kertas dan korek api. Sedangkan damar digunakan untuk minyak terpentin
dan obat – obatan. Selain itu, cemara juga dapat digunakan sebagai tanaman
hias.
Contoh : Cupressus
sp., Juniperus communis, Thuja gigantean
4.
Gnetophyta
Dengan anggota hanya 3 genus: Gnetum (melinjo dan kerabatnya), Welwitschia, dan Ephendra.
Anggota kelompok ini berupa perdu,
liana (tumbuhan pemanjat) dan pohon. Daun berbentuk oval/lonjong dan duduk daun
berhadapan dengan bentuk urat daun menyirip. Pada xilem terdapat trakea dan
floem tidak memiliki sel pengiring. Strobilus tidak berbentuk kerucut.
Ordo ini dicirikan dengan
- Batang pohon yang lurus kira-kira 20 meter dan bercabang.
- Akarnya tunggang.
- Tulang daun menyirip, tipis dan melebar.
- Berumah dua karena strobilus jantan dan betina terletak pada pohon yang berbeda. Namun ada pula yang berumah satu, strobilus jantan dan betina terdapat dalam 1 pohon.
Strobilus uniseksual atau biseksual
tidak sempurna, memanjang dan ber-buku-buku. Bunga jantan berkelompok
aksilaris, berkarang, tiap bunga dengan brakteola bersatu. Bunga betina
berkelompok aksilaris, berkarang, tiap bunga memiliki tiga (3) lapisan
pelindung. Biji dilindungi perianth yang berdaging. Memiliki ovulum yang lebih
tertutup, tetapi mikropilnya tetap terbuka.
- Liana berkayu, beberapa tegak.
- Percabangan bersendi dan menebal
- Daun sederhana, berhadapan, menyirip
Contoh yang terkenal dari kelompok ini
adalah Gnetum gnemon (melinjo), yang daun dan bijinya dapat dimakan,
sedangkan kayunya dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku kertas, serat tali, dan
perabot rumah tangga. Melinjo banyak digunakan oleh orang Indonesia untuk sayur
– sayuran dan emping.
Klasifikasi ilmiah Gnetum gnemon (Melinjo)
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Gymnospermae
Classis : Gnetopsida
Ordo : Gnetales
Famili : Gnetaceae
Genus : Gnetum
Species : Gnetum gnemon
Contoh : Gnetum gnemon
Tanaman melinjo dapat tumbuh pada
tanah-tanah liat/lempung, berpasir dan berkapur, tetapi tidak tahan terhadap
tanah yang tergenang air atau yang berkadar asam tinggi dan dapat tumbuh dari
ketinggian 0 – 1.200 m. Bijinya tidak terbungkus daging tetapi terbungkus kulit
luar. Batangnya kokoh dan bisa dimanfaatkan sebagai bahan bangunan. Daunnya
tunggal berbentuk ovalbunga dan buah sejati karena bukan termasuk
tumbuhan berbunga. Yang dianggap sebagai buah sebenarnya adalah biji yang terbungkus
oleh selapis aril yang berdaging.
Pohon berumah dua dan ada pula yang
berumah satu yang selalu hijau dan berbatang lurus, tinggi dapat mencapai 5-10
m. Daun berhadapan, berbentuk jorong, urat daun sekunder saling bersambungan.
Perbungaan majemuk soliter dan aksiler, melingkar di tiap nodus, panjang bunga
3-6 cm. Terdapat 5 – 8 bunga betina di tiap nodus, berbentuk bola. Buah seperti
buah kacang, berbentuk jorong, bagian ujungnya runcing pendek, ketika masak
warna buah berangsur-angsur akan berubah dari kuning, merah hingga keunguan.
Satu biji dalam satu buah, buah besar dan kulit tengahnya keras berkayu.
Melinjo ditemukan di seluruh kawasan
Asia Tenggara (meskipun merupakan tumbuhan asli dari Jawa dan Sumatra) dan
tersebar hingga mencapai sebelah utara Assam dan sebelah timur Fiji. Melinjo
tumbuh liar di hutan-hutan hujan pada ketinggian hingga 1200 m. Melinjo dapat
ditemukan di daerah yang kering sampai tropis. Untuk tumbuh dan
berkembang, melinjo tidak memerlukan tanah yang bernutrisi tinggi atau iklim
khusus. Melinjo dapat beradaptasi dengan rentang suhu yang luas. Hal
inilah yang menyebabkan melinjo sangat mudah untuk ditemukan di berbagai daerah
kecuali daerah pantai karena tumbuhan ini tidak dapat tumbuh di daerah yang
memiliki kadar garam yang tinggi. Di Indonesia tumbuhan melinjo tidak hanya
dapat dijumpai di hutan danperkebunan saja. Di beberapa daerah tumbuhan melinjo
ditumbuhkan di pekaranganrumah atau kebun rumah dan dimanfaatkan oleh penduduk
secara langsung. Lahan yang akan ditanami melinjo harus terbuka atau terkena
sinar matahari, lubang tanam berukuran 60 X 60 X 75 cm, dengan jarak tanam 6 –
8 m.
Tanaman melinjo dapat tumbuh mencapai
100 tahun lebih dan setiap panen raya mampu menghasilkan melinjo sebanyak 80 –
100 kg. Bila tidak dipangkas bisa mencapai ketinggian 25 m dari permukaan
tanah. Tanaman melinjo dapat diperbanyak dengan cara generatif (biji) atau
vegetatif (cangkokan, okulasi, penyambungan dan stek).
Manfaat Gnetum gnemon :
- Daun-daun muda, bunga dan buah (muda dan tua) biasa diolah menjadi sayur.
- Bagian paling penting dari Melinjo adalah biji. Biji Melinjo dapat dimakan kering, dimasak, atau diawetkan menjadi kerupuk (Emping). Emping merupakan panganan hasil industri rumah tangga dan berperan penting bagi perekonomian masyarakat di Jawa.
- Selain itu, pohon Melinjo yang memiliki perakaran kuat ini juga baik ditanam untuk pemulihan kembali areal kritis. Di Jawa Tengah, Melinjo ditanam untuk merehabilitasi lahan dan konservasi tanah di sepanjang Daerah Aliran Sungai Gobeh. Spesies ini telah direkomendasikan sebagai tanaman penghijauan.
- Kayunya dapat dipakai sebagai bahan papan dan alat rumah tangga sederhana.
II.5 Habitat
Gymnospermae hidup di mana-mana, hampir
di seluruh permukaan bumi ini. Mulai dari daerah tropis hingga daerah kutub dan
dari daerah yang cukup air hingga daerah kering.
Ø Ginkgophyta
Banyak ditemukan di negara Cina,
khususnya di daerah kecil di Zhejiang Cina dan di Mu Tian Shan. provinsi di
Timur
Ø Cycadophyta
Cycadophyta hidup di daerah tropis dan
subtropis
Ø Coniferophyta atau dapat disebut Pinophyta.
Tumbuhan yang termasuk Coniferophyta
hidup tersebar di berbagai daerah, bahkan hampir di seluruh daerah di dunia.
Pohon pinus dan cemara banyak tumbuh di Eropa bagian pegunungan.
Ø Gnetophyta
Banyak tumbuh di daerah tropis dan
subtropis.
II.6 Manfaat Gymnospermae
Secara umum Gymnospermae bermanfaat
bagi kehidupan manusia, di antaranya sebagai berikut :
- Tanaman hias, misalnya cemara dan pakis haji.
- Bahan industri, cat, dan obat – obatan, misalnya damar. Penghasil minyak cat (terpentin), misalnya pinus/tusam.
- Bahan pembuat kertas dan korek api, misalnya kayu pinus dan kayu tumbuhan melinjo
- Sayur – mayur, misalnya melinjo.
- Sumber makanan, misalnya melinjo.
- Bahan untuk obat dan kosmetik, yaitu Ginkgo biloba
- Untuk industri kertas dan korek api (Pinus dan Agathis)
- Untuk obat-obatan (Pinus, Ephedra, Juniperus)
- Untuk makanan (Gnetum gnemon)
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
1.
Gymnospermae
adalah tumbuhan yang memiliki biji terbuka.
2.
Ciri-ciri gymnospermae
tidak mempunyai bunga sejati, tidak ada mahkota bunganya. Bakal biji terdapat
di luar permukaan dan tidak dilindungi oleh daun buah, merupakan tumbuhan
heterospora yaitu menghasilkan dua jenis spora berlainan, megaspora membentuk
gamet betina, sedangkan mikrospora menghasilkan serbuk sari, struktus reproduksi
terbentuk di dalam strobilus. Dalam reproduksi terjadi pembuahan tunggal.
3.
Organ
reproduksi pada gymnospermae disebut konus atau strobilus. Tumbuhan berbiji
terbuka tidak memiliki bunga, sporofil terpisah-pisah atau membentuk srobilus
jantan dan betina.
4.
Klasifikasi
·
Tumbuhan
Gymnospermae yang sudah punah adalah: Bennetophyta, Cordaitophyta,
Pteridospermophyta
·
Empat
divisi Gymnospermae yang masih bertahan adalah: Ginkgophyta, Cycadophyta,
Coniferophyta atau dapat disebut Pinophyta, dan Gnetophyta
5.
Gymnospermae
hidup di mana-mana, hampir di seluruh permukaan bumi ini. Mulai dari daerah
tropis hingga daerah kutub dan dari daerah yang cukup air hingga daerah kering.
6.
Manfaat
dari Gymnospermae meliputi :
o
Tanaman
hias, misalnya cemara dan pakis haji.
o
Bahan
industri, cat, dan obat – obatan, misalnya damar. Penghasil minyak cat
(terpentin), misalnya pinus/tusam.
o
Bahan
pembuat kertas dan korek api, misalnya kayu pinus dan kayu tumbuhan melinjo.
o
Sayur –
mayur, misalnya melinjo.
o
Sumber
makanan, misalnya melinjo.
o
Bahan
untuk obat dan kosmetik, yaitu Ginkgo biloba
o
Untuk industri kertas dan korek api
(Pinus dan Agathis)
o
Untuk obat-obatan (Pinus, Ephedra,
Juniperus)
o
Untuk makanan (Gnetum gnemon)
III.2 Saran
Mohon kritik atau saran dari pembaca demi perbaikan lebih
lanjut.
DAFTAR PUSTAKA