Newest Post
// Posted by :Unknown
// On :Selasa, 07 Mei 2013
MAKALAH
FISIOLOGI HEWAN
FISIOLOGI SISTEM RESPIRASI
OLEH :
AQSA YUNARSIH H41111290
MUH. NURDIN H41111309
GRACE CHRISTINE H41111324
FATIMAH KUSUMA H41111905
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
KATA
PENGANTAR
Pertama – tama kami mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena kasih
dan pertolongan-Nya makalah ini dapat diselesaikan pada waktunya.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk melatih kita dalam pembuatan makalah yang
nantinya akan sangat berguna untuk studi akhir kami. Serta kami ingin mencari
dan menambah wawasan tentang sistem respirasi pada manusia.
Kami menyadari, bahwa makalah ini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada dosen yang telah
membimbing dalam penyelesaian makalah ini, kepada orang tua yang telah
memberikan bantuan materil maupun moril serta rekan-rekan yang banyak membantu
memberikan dorongan dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari, bahwa
sebagai mahasiswa yang belum memiliki banyak wawasan dalam penulisan makalah,
sehingga makalah ini mempunyai banyak kekurangan.
Oleh karena itu, apabila ada kesalahan dalam penulisan ini kami mohon maaf.
Makassar,
27 Februari 2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam proses kehidupan,
tiap-tiap makhluk hidup pastilah memerlukan energi untuk melakukan aktiftas dan
bertahan hidup. Energi itu sendiri kita dapati dari proses oksidasi yang
mengambil oksigen dari lingkungan sekitar. Selain untuk proses oksidasi untuk
menghasilkan sumber energi, oksigen juga dibutuhkan oleh sel-sel tubuh secara
kontinu untuk menghasilkan ATP yang akan digunakan untuk aktifitas sel. Dalam
proses pembakaran energi akan dihasilkan zat-zat sisa metabolisme tubuh salah
satunya karbondioksida (CO2). Karbondioksida tersebut harus
dikeluarkan dari sel atau dalam tubuh agar menjaga keseimbangan asam-basa
melalui proses respirasi.
Pernafasan (respirasi) adalah peristiwa gabungan aktifitas berbagai mekanisme
yang berperan dalam proses suplai O2 ke seluruh sel tubuh dan
pembuangan CO2. Proses penghisapan O2 disebut inspirasi
dan proses pengeluaran CO2 ke atmosfer disebut ekspirasi . Istilah
pernafasan, yang lazim digunakan, mencangkup dua proses ; pernafasan luar
(eksterna); serta pernafasan dalam (interna). Sistem pernafasan terdiri dari
organ pertukaran gas (paru) dan sebuah pompa ventilasi paru. Pompa ventilasi
ini terdiri atas dinding dada ; otot-otot pernafasan, yang memperbesar dan
memperkecil ukuran rongga dada ; pusat pernafasan di otak yang mengendalikan
otot pernafasan ; serta jarak dan syaraf yang menghubungkan pusat pernafasan
dengan otot pernafasan. (Ganong, William F. ; 621 )
1.2 Rumusan Masalah
1.
Organ-organ apa sajakah
yang berperan dalam proses respirasi manusia ?
2.
Bagaimana mekanisme
respirasi pada beberapa jenis hewan dan manusia?
3.
Apa fungsi respirasi dan
fungsi non respirasi pada manusia?
4.
Bagaimana proses terjadinya
transportasi gas?
5.
Bagaimana proses atau fase respirasi pada
manusia?
6.
Berapa volume kapasitas
paru-paru?
7.
Apa sajakah yang
mempengaruhi perbedaan perhitungan kapasitas paru pada tiap individu?
8.
Apa saja gangguan atau
kelainan pada sistem respirasi?
9.
Pemeriksaan apa saja yang
dilakukan seorang ahli terapi untuk menganalisa gangguan atau kelainan
sistem pernafasan pada pasien?
1.3 Maksud dan Tujuan
Makalah
Maksud dari makalah ini
adalah untuk menggali serta memperdalam ilmu mengenai sistem respirasi manusia.
Dan sebagai tujuannya adalah untuk memberikan penjelasan dan ulasan mengenai
sistem pernafasan pada manusia beserta gangguan atau kelainan-kelainan dan
penyakit dari sistem respirasi.
1.4 Manfaat
Makalah
Dengan
diselesaikannya makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa :
·
Pengetahuan mendasar
mengenai sistem respirasi
·
Pengetahuan mendasar
mengenai gejala-gejala
dan gangguan kesehatan pada sistem pernafasan.
·
Memberikan kesadaran akan
pentingnya hidup sehat
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Anatomi Fungsional
Saluran Pernafasan
A. Hidung
Hidung atau naso atau nasal
merupakan saluran udara yang pertama, mempunyai dua lubang (kavum nasi),
dipisahkan oleh sekat (septum nasi). Didalamnya terdapat bulu-bulu yang berguna
untuk menyaring udara, debu dan kotoran yang masuk ke dalam lubang hidung.
1.
Bagian luar dinding terdiri
dari kulit
2.
Lapisan tengah terdiri dari
otot-otot dan tulang rawan
3.
Lapisan dalam terdiri dari
selaput lendir yang dinamakan karang hidung (konka nasalis) berisi kelenjar
pembuat mucus dan banyak mengandung pembuluh darah, yang berjumlah 3 buah :
a.
Konka nasalis inferior
b.
Konka nasalis medial
c.
Konka nasalis superior
Diantara konka ini terdapat
3 buah lekukan meatus yang merupakan jalan udara rongga nasal yang terletak di
bawah konka, yaitu meatus superior, meatus medialis, dan meatus inferior.
Terdapat empat pasang sinus paranasal yang merupakan kantong tertutup pada
bagian frontal etmoid, maksilar, dan sphenoid. Sinus berfungsi untuk
meringankan tulang cranial, membri area permukaan tambahan pada saluran nasal
untuk menghangatkan dan melembabkan udara yang masuk, memproduksi mucus, dan
memberi efek resonansi dalam produksi wicara.
Fungsi dari nasal sendiri
adalah sebagai :
1. Jalan
masuknya udara
2. Penyaring
partikel kecil
Sillia
pada epitellium respiratorik melambai ke depan dan ke belakang dalam suatu
lapisan mucus. Gerakan dari mucus dan sillia tersebut membentuk suatu perangkap
untuk ditelan, dibatukkan, atau dibersinkan keluar.
3. Penghangat
dan pelembab udara yang masuk
4. Resepsi odor
Pada
bagian atas rongga hidung terdapat epitel sel-sel olfaktori yang mengalami
spesialisasi untuk indera penciuman
5. Membantu
proses bicara (resonansi bersama sinus paranasalis)
B.
Faring
Faring merupakan percabangan 2 saluran, yaitu saluran
pernapasan (nasofaring) pada bagian depan dan saluran pencernaan (orofaring)
pada bagian belakang. Udara dari rongga hidung masuk ke faring. Faring
berbentuk seperti tabung corong, terletak di belakang rongga hidung dan mulut,
dan tersusun dari otot rangka. Faring berfungsi sebagai jalannya udara dan
makanan.
C. Laring
Dari faring, udara
pernapasan akan menuju pangkal tenggorokan atau disebut juga laring. Laring tersusun
atas kepingan tulang rawan yang membentuk jakun (adam’s apple). Pangkal
tenggorokan dapat ditutup oleh katup pangkal tenggorokan (epiglotis).
Saat menelan makanan, katup tersebut menutupi pangkal tenggorokan dan saat
bernapas katup tersebut akan membuka. Pada pangkal tenggorokan terdapat pita
suara yang bergetar bila ada udara melaluinya. Misalnya saja saat kita
berbicara.
D. Trakea
Tenggorokan berupa pipa
yang panjangnya ± 10 cm, terletak sebagian di leher dan sebagian di rongga
dada. Dinding tenggorokan tipis dan kaku, dikelilingi oleh cincin tulang rawan,
dan pada bagian dalam rongga bersilia. Silia-silia ini berfungsi menyaring
benda-benda asing yang masuk ke saluran pernapasan.
E.
Percabangan Bronkus
Bronkus tersusun atas
percabangan, yaitu bronkus kanan dan kiri. Letak bronkus kanan dan kiri agak
berbeda. Bronkus kanan lebih vertikal daripada kiri. Karena strukturnya ini,
sehingga bronkus kanan akan mudah kemasukan benda asing. Itulah sebabnya
paru-paru kanan seseorang lebih mudah terserang penyakit bronkhitis. Pada
seseorang yang menderita asma bagian otot-otot bronkus ini berkontraksi
sehingga akan menyempit. Hal ini dilakukan untuk mencegah masuknya lebih banyak
benda asing yang menimbulkan reaksi alergi. Akibatnya penderita akan mengalami
sesak napas. Sedangkan pada penderita bronkitis, bagian bronkus ini akan
tersumbat oleh lendir. Mean bronkus bercabang → bronkus sekunder
→ bronkus tertier → bronkus terminalis → bronchiolus →
alveoli. Pada bronkus utama terdapat tulang rawan / cartilago yang mempunyai
struktur yang kaku untuk mencegah agar tidak kolaps.
F. Paru-paru
Organ yang berperan penting
dalam proses pernapasan adalah paru-paru. Paru-paru merupakan organ tubuh yang
terletak pada rongga dada, tepatnya di atas sekat diafragma. Diafragma adalah
sekat rongga badan yang membatasi rongga dada dan rongga perut. Paru-paru
terdiri atas dua bagian, paru-paru kanan dan paru-paru kiri. Paru-paru kanan
memiliki tiga lobus yang berukuran lebih besar daripada paru-paru sebelah kiri
yang memiliki dua lobus. Paru-paru dibungkus oleh dua lapis selaput paru-paru
yang disebut pleura. Pleura dibagi menjadi dua yaitu pleura visceral
yaitu selaput paru yang langsung membungkus paru-paru dan pleura parietal yaitu
yang melapisi rongga dada sebelah luar. Antara kedua lapisan ini terdapat
rongga kavum yang disebut kavum pleura yang berisi cairan → mensekresikan cairan sebagai pelumas.
Semakin ke dalam, di dalam
paru-paru akan ditemui gelembung halus kecil yang disebut alveolus.
Jumlah alveolus pada paru-paru kurang lebih 300 juta buah. Adanya alveolus ini
menjadikan permukaan paru-paru lebih luas. Diperkirakan, luas permukaan
paruparu sekitar 160 m2. Dengan kata lain, paru-paru memiliki luas permukaan
sekitar 100 kali lebih luas daripada luas permukaan tubuh. Dinding alveolus
mengandung kapiler darah. Oksigen yang terdapat pada alveolus berdifusi
menembus dinding alveolus, lalu menembus dinding kapiler darah yang
mengelilingi alveolus. Setelah itu, masuk ke dalam pembuluh darah dan diikat
oleh hemoglobin yang terdapat di dalam sel darah merah sehingga terbentuk
oksihemoglobin (HbO2). Akhirnya, oksigen diedarkan oleh darah ke
seluruh tubuh. Setelah sampai ke dalam sel-sel tubuh, oksigen dilepaskan
sehingga oksihemoglobin kembali menjadi hemoglobin. Oksigen ini digunakan untuk
oksidasi. Karbon dioksida yang dihasilkan dari respirasi sel diangkut oleh
plasma darah melalui pembuluh darah menuju ke paru-paru. Sesampai di alveolus,
CO2 menembus dinding pembuluh darah dan dinding alveolus. Dari
alveolus, karbondioksida akan disalurkan menuju hidung untuk dikeluarkan. Jadi
proses pertukaran gas sebenarnya berlangsung di alveolus, karena itu alveoli
disebut sebagai unit fungsional sistem pernafasan. Alveoli memiliki dua tipe
sel yaitu membentuk dinding alveolus dan yang bertugas untuk memproduksi
surfaktan yang berguna untuk menjaga alveoli tetap mengembang agar tidak
kolaps.
2.2 Mekanisme pernafasan
atau pertukan gas O2 dan CO2
Pertukaran gas antara tubuh hewan dan lingkungannya selalu terjadi pada
lingkungan akuatik maupun terestial. Bernafas baik di udara atupun di air,
masing-masing mengandung keuntungan dan kerugian. Bagi hewan yang bernafas di
air, kerugian pertama yang mereka peroleh ialah adanya kenyataan bahwa
dibandingkan dengan udara, molekul air jauh lebih padat dan lebih sulit
beregrak/ mengalir. Molekul air kira-kira 1000 kali lebih padat dan 60 kali
lebih sulit mengalir daripada udara. Jadi, dibandingkan dengan udara, air jauh
lebih sulit mengalir ke organ pernafasan. Oleh karena itu, untuk mengalirkan
air ke organ pernafsannya, hewan akuatik harus mengeluarkan energy lebih banyak
dibandingkan hewan terestial.
Berbeda
dengan hewan akuatik, hewan yang bernafas di udara memperoleh keuntungan karena
tidak memerlukan banyak energi untuk mengalirkan udara ke dalam organ
pernafasannya. Akan tetapi, hewan yang bernafas di udara harus mengeluarkan
energy tambahan untuk melawan gaya gravitasi.
Pada
amfibi, pengambilan O2 dan pengeluarkan CO2 dapat melalui
paru-paru maupun kulit. Akan tetap, jalur pengeluaran CO2 yang utama
ialah melalui kulit. Pada katak inspirasi diawali kontraksi otot di dasar
mulut, kemudian rongga mulut meluas sehingga terjadi tekanan negative di
dalamnya. Selanjutnya nostril tiba-tiba terbuka dan udara pun mengair masuk
melalui nostril.
System
respiratori pada urung merupakan paru-paru yang dilengkapi dengan sejumlah
kantong udara yang besar dan memiliki membrane tebal. Pada burung gerakan
inspirasi terjadi karena kontraksi oto-otot respiratori yang mendorong
tulang-tulang iga kea rah depan sehingga menghasilkan sternum ke depan dan
bawah. Tulang-tulang iga yang lainnya bergerak ke arah lateral dan menyebabkan
peningkatan volume rongga tubuh. Pada kondisi tersebut paru-paru dan kantong
udara ikut mengembang. Akibatnya, tekanan gas dalam paru-paru dan kantong udara
turun sehingga udara atmosfe masuk ke dalamnya.
Pada
mamalia, fase inspirasi merupakan proses aktif yang terjadi karena adanya
kontraksi otot inspiratori (otot diantara tulang-tulang iga dan diafragma).
Kontraksi otot tersebut akan meningkatkan volume rongga dada dan menyebabkan
paru-paru mengembang serta timbul tekanan negative di dalamnya, sehingga udara
segera masuk ke dalam paru-paru. Berbeda dengan inspirasi, fase ekspirasi
adalah fase pasif . ekspirasi terjadi karena adanya relaksasi otot inspiratori
dan pengerutan dinding alveoli.
Pernapasan
adalah suatu proses yang terjadi secara otomatis walau dalam keadaan tertidur
sekalipun, karena sistem pernapasan dipengaruhi oleh susunan saraf otonom.
Menurut tempat terjadinya pertukaran gas maka pernapasan dapat dibedakan atas 2
jenis, yaitu pernapasan luar (eksternal) dan pernapasan dalam (internal).
Pernapasan luar adalah pertukaran udara yang terjadi antara udara dalam
alveolus dengan darah dalam kapiler. Pernapasan dalam adalah pernapasan yang
terjadi antara darah dalam kapiler dengan sel-sel tubuh. Masuk keluarnya udara
dalam paru-paru dipengaruhi oleh perbedaan tekanan udara dalam rongga dada
dengan tekanan udara di luar tubuh. Jika tekanan di luar rongga dada lebih
besar, maka udara akan masuk. Sebaliknya, apabila tekanan dalam rongga dada
lebih besar maka udara akan keluar.
Sehubungan dengan organ
yang terlibat dalam pemasukkan udara (inspirasi) dan pengeluaran udara
(ekspirasi) maka mekanisme pernapasan dibedakan atas dua macam, yaitu
pernapasan dada dan pernapasan perut.
1. Pernafasan Dada
Apabila kita menghirup dan
menghempaskan udara menggunakan pernapasan dada, otot yang digunakan yaitu otot
antartulang rusuk. Otot ini terbagi dalam dua bentuk, yakni otot antartulang
rusuk luar dan otot antartulang rusuk dalam.
Saat terjadi inspirasi atau
disebut juga sebagai proses pernafasan aktif, otot antartulang rusuk luar
berkontraksi, sehingga tulang rusuk menjadi terangkat. Akibatnya, volume rongga
dada membesar. Membesarnya volume rongga dada menjadikan tekanan udara dalam
rongga dada menjadi kecil/berkurang, padahal tekanan udara bebas tetap. Dengan
demikian, udara bebas akan mengalir menuju paru-paru melewati saluran
pernapasan.
Sementara saat terjadi
ekspirasi atau disebut juga sebagai proses pernafasan pasif, otot antartulang
rusuk dalam berkontraksi (mengkerut/mengendur), sehingga tulang rusuk dan
tulang dada ke posisi semula. Akibatnya, rongga dada mengecil. Oleh karena
rongga dada mengecil, tekanan dalam rongga dada menjadi meningkat, sedangkan
tekanan udara di luar tetap. Dengan demikian, udara yang berada dalam rongga
paru-paru menjadi terdorong keluar.
2. Pernafasan Perut
Pada proses pernapasan ini, fase inspirasi terjadi
apabila otot diafragma (sekat rongga dada) mendatar dan volume rongga dada
membesar, sehingga tekanan udara di dalam rongga dada lebih kecil daripada
udara di luar, akibatnya udara masuk. Adapun fase ekspirasi terjadi apabila
otot-otot diafragma mengkerut (berkontraksi) dan volume rongga dada mengecil,
sehingga tekanan udara di dalam rongga dada lebih besar daripada udara di luar.
Akibatnya udara dari dalam terdorong ke luar.
3. Mekanisme Pertukaran Gas
Oksigen (02) dan Karbondioksida (CO2)
Berdasarkan proses
terjadinya pernapasan, manusia mempunyai dua tahap mekanisme pertukaran gas.
Pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida yang dimaksud yakni mekanisme
pernapasan eksternal dan internal.
a. Pernafasan Eksternal
Ketika kita menghirup udara
dari lingkungan luar, udara tersebut akan masuk ke dalam paru-paru. Udara masuk
yang mengandung oksigen tersebut akan diikat darah lewat difusi. Pada saat yang
sama, darah yang mengandung karbondioksida akan dilepaskan. Proses pertukaran
oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2) antara udara dan
darah dalam paru-paru dinamakan pernapasan eksternal.
Saat sel darah merah
(eritrosit) masuk ke dalam kapiler paru-paru, sebagian besar karbondioksida
yang diangkut berbentuk ion bikarbonat. Dengan bantuan enzim karbonat
anhidrase, karbondioksida (CO2) dan air (H2O) yang
tinggal sedikit dalam darah akan segera berdifusi keluar.
Seketika itu juga,
hemoglobin tereduksi melepaskan ion-ion hidrogen (H+) sehingga
hemoglobinnya juga ikut terlepas. Kemudian, hemoglobin akan terikat dengan
oksigen (O2) menjadi oksihemoglobin (HbO2) Proses difusi dapat terjadi pada alveolus,
karena ada perbedaan tekanan parsial antara udara dan darah dalam alveolus.
Tekanan parsial membuat konsentrasi oksigen dan karbondioksida pada darah dan
udara berbeda.
Tekanan parsial oksigen
yang kita hirup akan lebih besar dibandingkan tekanan parsial oksigen pada
alveolus paru-paru. Dengan kata lain, konsentrasi oksigen pada udara lebih
tinggi daripada konsentrasi oksigen pada darah. Oleh karena itu, oksigen dari
udara akan berdifusi menuju darah pada alveolus paru-paru.
Sementara itu, tekanan
parsial karbondioksida dalam darah lebih besar dibandingkan tekanan parsial
karbondioksida pada udara. Sehingga, konsentrasi karbondioksida pada darah akan
lebih kecil di bandingkan konsentrasi karbondioksida pada udara. Akibatnya,
karbondioksida pada darah berdifusi menuju udara dan akan dibawa keluar tubuh
lewat hidung.
b. Pernafasan Internal
Berbeda dengan pernapasan
eksternal, proses terjadinya pertukaran gas pada pernapasan internal
berlangsung di dalam jaringan tubuh. Proses pertukaran oksigen dalam darah dan
karbondioksida tersebut berlangsung dalam respirasi seluler.
Setelah oksihemoglobin (HbO2)
dalam paru-paru terbentuk, oksigen akan lepas, dan selanjutnya menuju cairan
jaringan tubuh. Oksigen tersebut akan digunakan dalam proses metabolisme sel,
dan merupakan oksidasi bahan makanan yang terjadi di dalam mitokondria dan
menghasilkan energi dalam bentuk ATP.
Proses masuknya oksigen ke dalam cairan
jaringan tubuh juga melalui proses difusi. Proses difusi ini terjadi karena
adanya perbedaan tekanan parsial oksigen dan karbondioksida antara darah dan
cairan jaringan. Tekanan parsial oksigen dalam cairan jaringan, lebih rendah
dibandingkan oksigen yang berada dalam darah. Artinya konsentrasi oksigen dalam
cairan jaringan lebih rendah. Oleh karena itu, oksigen dalam darah mengalir
menuju cairan jaringan.
Sementara itu, tekanan
karbondioksida pada darah lebih rendah daripada cairan jaringan. Akibatnya,
karbondioksida yang terkandung dalam sel-sel tubuh berdifusi ke dalam darah.
Karbondioksida yang diangkut oleh darah, sebagian kecilnya akan berikatan
bersama hemoglobin membentuk karboksi hemoglobin (HbCO2).
Namun, sebagian besar
karbondioksida tersebut masuk ke dalam plasma darah dan bergabung dengan air
menjadi asam karbonat (H2CO3). Oleh enzim anhidrase, asam
karbonat akan segera terurai menjadi dua ion, yakni ion hidrogen (H+)
dan ion bikarbonat CO2 yang diangkut darah ini tidak semuanya
dibebaskan ke luar tubuh oleh paru-paru, akan tetapi hanya 10%-nya saja.
Sisanya yang berupa ion-ion bikarbonat yang tetap berada dalam darah. Ion-ion
bikarbonat di dalam darah berfungsi sebagai bufer atau larutan penyangga. Lebih
tepatnya, ion tersebut berperan penting dalam menjaga stabilitas pH (derajat
keasaman) darah.
2.3 Fungsi Respirasi dan
Non Respirasi Pada Manusia
1.
Respirasi : pertukaran gas
O2 dan CO2
2.
Keseimbangan asam basa
3.
Keseimbangan cairan
4.
Keseimbangan suhu tubuh
5.
Membantu venous return
darah ke atrium kanan selama fase inspirasi
6.
Endokrin :
keseimbangan bahan vaso aktif, histamine, serotonin, ECF dan Angiotensin
7.
Perlindungan terhadap
infeksi: makrofag yang akan membunuh bakteri
2.4 Transportasi gas
pernafasan
a. Ventilasi
Selama inspirasi udara
mengalir dari atmosfer ke alveoli. Selama ekspirasi sebaliknya yaitu udara
keluar dari paru-paru. Udara yang masuk ke dalam alveoli mempunyai suhu dan
kelembaban atmosfer. Udara yang dihembuskan jenuh dengan uap air dan mempunyai
suhu sama dengan tubuh.
b. Difusi Gas
Yaitu proses dimana terjadi
pertukaran O2 dan CO2 pada pertemuan udara dengan darah.
Transportasi gas dalam darah O2 perlu ditransport dari paru-paru ke
jaringan dan CO2 harus ditransport kembali dari jaringan ke
paru-paru.
1.
Difusi Gas Melalui Membrana
Respirasi.
Unit alat pernafasan
terdiri dari bronkhiolus, berbagai saluran alveoli, atrium dan alveoli
(kira-kira 300 juta pada kedua paru-paru, masing-masing alveolus mempunyai
diameter kira-kira 0,25 mm). Dinding alveoli sangat tipis, dan di antara banyak
dinding itu terdapat berbagai kapiler yang cukup kuat. Aliran darah pada
dinding kapiler merupakan suatu sheet dari peredaran darah. Jadi jelaslah bahwa
gas alveoli hampir sama dengan gas darah kapiler. Konsekwensinya pertukaran gas
antara udara alveoli dan darah volmonaris terjadi di seluruh membrana terminal
paru-paru. Membrana ini disebut membrana respirasi atau membrana vulmonaris.
2.
Kapasitas Difusi Membran
Respirasi
Kemampuan seluruh membrana
respirasi untuk terjadinya pertukaran gas antara alveoli dan darah pulmonaris
dapat diekspresikan dengan istilah kapasitas difusinya, yang dapat
didefinisikan sebagai volume gas yang berdifusi melalui membrana tadi setiap
menit untuk setiap perbedaan tekanan 1 mm Hg. Kapasitas difusi O2
laki-laki muda dewasa pada waktu istirahat rata-rata 21 ml per menit per mm Hg.
Rata-rata perbedaan tekanan O2 menembus membrana respirasi selama
dalam keadaan normal yaitu dalam keadaan bernafas tenang kira-kira 11 mm Hg.
Peningkatan tekanan itu menghasilkan kira-kira 230 ml O2 berdifusi
normal melalui membrana respirasi setiap menit; dan itu sama dengan kecepatan
tubuh menggunakan O2. Di lain pihak, kapasitas difusi CO2 belum
pernah dihitung karena kesukaran teknis. Sebenarnya sangat penting diketahui
kapasitas difusi yang tinggi dari CO2 itu. Bila tidak demikian maka
membrana respirasi banyak mengalami kerusakan. Akibatnya, kapasitasnya membawa
O2 ke dalam darah sering tidak cukup sehingga menyebabkan kematian
seseorang jauh lebih cepat daripada ketidakseimbangan yang serius dari difusi
CO2.
3.
Faktor yang Mempengaruhi
Difusi Gas
Prinsip dan formula
terjadinya difusi gas melalui membrana respirasi sama dengan difusi gas melalui
air dan berbagai jaringan. Jadi, faktor yang menentukan betapa cepat suatu gas
melalui membran tersebut adalah :
1) ketebalan membrana,
2) luas permukaan membrana,
3) koefisien difusi gas
dalam substansi membrana, dan
4) perbedaan tekanan antara kedua sisi membrana.
Sering terjadi kecepatan
difusi melalui membrana tidak proporsional terhadap ketebalan membran sehingga
setiap faktor yang meningkatkan ketebalan melebihi 2 – 3 kali dibandingkan
dengan yang normal dapat mempengaruhi secara sangat nyata pertukaran gas
pernafasan normal. Khusus pada olahragawan, luas permukaan membrana respirasi
sangat mempengaruhi prestasi dalam pertandingan maupun latihan. Luas permukaan
paru-paru yang berkurang dapat berpengaruh serius terhadap pertukaran gas
pernafasan. Dalam hal koefisien difusi masing-masing gas kaitannya dengan
perbedaan tekanan ternyata CO2 berdifusi melalui membrana kira-kira
20 kali lebih cepat dari O2, dan O2 dua kali lebih cepat
dari N2. Dalam hal perbedaan tekanan gas, tekanan gas parsial
menyebabkan gas mengalir melalui membrana respirasi. Dengan demikian, bila
tekanan parsial suatu gas dalam alveoli lebih besar dibandingkan dengan tekanan
gas dalam darah seperti halnya O2 , difusi terjadi dari alveoli ke
arah dalam, tetapi bila tekanan gas dalam darah lebih besar dibandingkan dengan
dalam alveoli seperti halnya CO2 maka difusi terjadi dari darah ke
dalam alveoli.
c.
Perfusi Pulmonal
Aliran
darah paru didapat dari arteri pulmonalis, masuk ke sistem kapiler alveoli dan
diteruskan ke vena pulmonalis dan kemudian ke atrium kiri.
2.5 Proses Pernafasan /
Fase Respirasi
Proses atau fase Respirasi mempunyai hubungan
timbal balik antara:
a.
Tekanan atmosfer
Di
timbulkan oleh berqat udara di atmosfer terhadap benda di permukaan bumi.
b.
Tekanan
intra-alveolar/intra pulmonary
Tekanan
dalam alveolar
c.
Tekanan intra pleura
Tekanan dalam kantung pleura yang dikenal juga sebagai
tekanan intratoraks (tekanan pada luar paru di dalam rongga thoraks).
2.6 Volume Paru
Ø TV
(Tidal Volume)
volume
udara yang di inspirasi & di ekspirasi biasa (± 500 ml)
Ø IRV
(Volume Cadangan Inspirasi)
volume
udara tambahan yang dapat di inspirasikan di atas TV normal (± 3000 ml)
Ø ERV
(Volume Cadangan Ekspirasi)
volume
udara yang masih dapat dikeluarkan dengan ekspirasi kuat (± 1100 ml).
Ø RV
(Volume Residu)
volume
sisa yang ada di paru setelah ekspirasi kuat (± 1200 ml). RV ini penting karena
di alveolus akan tetap ada udara, sehingga kadar O2 & CO2 di
darah tidak berubah dengan cepat setiap kali bernapas.
Ø VC
(Kapasitas Vital)
Jumlah
gas yang dapat diekspirasi setelah inspirasi secara maksimal. VC = VT + IRV +
ERV. (± 4600 ml)
Ø TLC
(Kapasitas Total Paru-paru)
Jumlah
total udara yang dapat dimasukkan ke dalam paru-paru setelah inspirasi
maksimal. TLC = IRV + VT+ ERV. (± 5800 ml).
Ø FRC
(Kapasitas Residu Fungsional)
Jumlah
gas yang tertinggal di paru-paru setelah ekspirasi di atas TV normal. (± 2300
ml)
Ø IC
(Kapasitas Inspirasi)
Jumlah
udara maksimal yang dapat di inspirasi setelah ekspirasi normal. (± 3500 ml)
Kapasitas Paru dipengaruhi
oleh :
·
Posisi selama pengukuran
·
Kekuatan otot nafas
·
Compliance Paru
·
Jenis Kelamin
Nilai untuk mengembangkan
paru yang ditentukan oleh elastisitas jaringan paru (serat elastin & serat
kolagen) dan elastisitas karena tegangan permukaan cairan di alveoli &
ruang paru lainnya.
2.7 Gangguan Respirasi
Manusia
Alat-alat pernafasan
merupakan organ-organ tubuh yang sangat penting, karena merupakan sistem organ
maka antar organ saling berpadu sinergis membentuk kesatuan keberlangsungan
hidup yang baik. Jika salah satu atau lebih organ terganggu karena penyakit
atau kelainan maka proses sistem organ pernafasan akan terganggu, bahkan dapat
menyebabkan kematian.
v Sistem
organ pernafasan ini melakukan tugas di tubuh menyediakan materi oksigen untuk
kegiatan respirasi sel seluruh tubuh dan membuang eksret CO2 berupa racun dari
sel seluruh tubuh ke luar sel hasil sisa oksidasi.
v
Dalam melakukan tugasnya
system respirasi ini bekerja sama dengan system organ lain yaitu system
transportasi. Karena sering terjadi kejadian system respirasi pada manusia ini
macet dan menimbulkan kematian maka perlu pemahaman masing spesifikaso organ
dalam membantu respirasi.
Beberapa macam gangguan
yang umum terjadi pada saluran pernafasan manusia :
1.
Influenza (Flu)
Penyakit yang disebabkan
oleh virus influenza. Gejala yang ditimbulkan antara lain pilek, hidung
tersumbat, bersin-bersin, dan tenggorokan terasa gatal. Perlu diketahui virus
ini selalu hanya bisa menembus saluran pernafasan atas saja, sehingga bisa
disimpulkan saluran respirasi yang lebih dalam sangat resisten / immune
terhadap virus ini.
2.
Asma (Sesak napas)
Merupakan suatu penyakit
penyumbatan pernafasan yang disebabkan alergi terhadap rambut, bulu, debu, atau
tekanan psikologis. Asma bersifat menurun.
3.
Tuberkulosis (TBC)
Penyakit paru-paru yang
diakibatkan serangan bakteri Mycobacterium
tuberculosis. Difusi oksigen akan terganggu karena adanya bintil-bintil
atau peradangan pada dinding alveolus. Jika bagian paru-paru yang diserang
meluas, sel-selnya mati dan paru-paru mengecil. Akibatnya napas penderita
terengah-rengah.
4.
Asfiksi
Gangguan
pernafasan pada waktu pengangkutan oksigen yang disebabkan oleh tenggelam
(akibatnya terisi air), pneumonia (akibat lender dan cairan limfa), keracunan
CO atau HCN, atau gangguan sitokrom (enzim pernafasan)
5.
Asidosis
Kenaikan kadar asam karbonat
dan asam bikarbonat dalam darah, sehingga pernafasan terganggu.
6.
Difteri
Penyumbatan pada rongga
faring maupun laring oleh lender yang dihasilkan oleh kuman difteri
7.
Emfisema
Penyakit pembengkakan
paru-paru karena pembuluh darahnya kemasukan udara.
8.
Pneumonia
Penyakit infeksi yang
disebabkan oleh baketri Diplococcus Pneumoniae pada alveolus yang
menyebabkan terjadinya radang paru-paru.
9.
Wajah adenoid (kesan wajah
bodoh)
Disebabkan adanya
penempitan saluran napas karena pembengkakan kelenjar limfa atau polip,
pembengkakan ditekak atau amandel.
10.
Kanker paru-paru
Mempengaruhi pertukaran gas
di paru-paru dapat menjalar keseluruh tubuh. Kanker paru-paru sangat
berhubungan dengan kebiasaan merokok (75% penderita adalah perokok). Perokok
pasif juga dapat terkena kanker paru-paru. Penyebab lain adalah penderita
menghirup debu asbes kromium, produk petroleum, dan radiasi ionisasi.
11.
Hipoksia (anoksia)
Merupakan defisiensi
oksigen, yaitu kondisi kekurangannya kadar oksigen dibandingkan kadar normalnya
secara fisiologis dalam jaringan dan organ.
§ Hipoksia
dapat terjadi akibat anemia; gangguan sirkulasi darah; penyakit paru, yang
mengganggu ventilasi pulmonar; atau keberadaan zat toksik, seperti karbon
monoksida atau sianida,di dalam tubuh. Karbon monoksida (CO) adalah zat toksik
karena molekul ini berkaitan dengan hemoglobin di sisi yang sama untuk mengikat
oksigen. Kecenderungan daya ikatnya terhadap hemoglobin lebih besar 320 kali
dibandingkan daya ikat hemoglobin terhadap oksigen dan pelepasannya lebih
lambat. Oleh karena itu, sejumlah kecil karbon monoksida dalam udara dapat
mematikan.
§ Hipoksia
iskemik karena perusakan pembuluh darah.
§ Hipoksia
histotoksik karena sel tidak bias memakai O2
§ Hipoksia
hipoksik disebabkan oleh jaringan susah mendapatkan oksigen karena adanya
hambatan
12.
Hiperkapnia
Peningkatan kadar CO2
dalam cairan tubuh dan sering disertai dengan hipoksia. CO2 berlebih
meningkatkan respirasi dan konsentrasi ion hydrogen, yang akan menyebabkan
asidosis (kadar asam berlebih)
13.
Hipokapnia
Penurunan kadar CO2 dalam
darah, biasanya terjadi akibat hiperventilasi (pernafasan cepat ) dan
penghembusan CO2. Penurunan kadar CO2 menyebabkan
terjadinya alkalosis (jumlah bikarbonat berlebih) dalam cairan tubuh.
14.
Penyakit pulmonar
obstruktif menahun (PPOM)
Kelompok penyakit yang
meliputi asma, bronchitis kronik, dan emfisema, juga kelompok penyakit
industrial seperti asbestosis, silikosis, dan black lung. Pajanan terhadap
rokok yang terus menerus dan atau terhadap lingkungan serta polutan industri dapat menyebabkan
PPOM.
Macam-macam peradangan pada
system pernafasan manusia :
1.
Rinitis
Radang pada rongga hidung
akibat infeksi oleh virus influenza. Rinitis juga dapat terjadi karena reaksi
terhadap perubahan cuaca, serbuk sari, dan debu. Produksi lender (ingus)
meningkat.
2.
Faringitis
Radang pada faring akibat
infeksi oleh bakteri Streptococcus. Tenggorokan sakit dan tampak berwarna
merah. Penderita hendaknya istirahat dan diberi antibiotic.
3.
Laringitis
Radang pada laring.
Penderita serak dan kehilangan suara. Penyebabnya antara lain karena infeksi,
terlalu banyak merokok, minum alcohol, atau banyak bicara.
4.
Bronkitis
Radang pada cabang batang
tenggorok akibat infeksi. Penderita mengalami demam, menghasilkan banyak lender
yang menyumbat batang tenggorokan sehingga penderita sesak nafas.
5.
Sinusitis
Radang pada sinus. Sinus
letaknya di daerah pipi kiri dan kanan batang hidung, biasanya di dalam sinus
terkumpul nanah yang harus dibuang melalui operasi.
6.
Pleuritis
Inflamasi pleura, gejalanya adalah nyeri saat nafas.
2.8 Pemeriksaan
·
Insfeksi (Dilihat)
·
Palpasi (Diraba)
·
Perkusi (Diketuk)
·
Auskultasi (Didengar)
BAB III
KESIMPULAN
DAN SARAN
III.1 Kesimpulan
Pernafasan (respirasi)
adalah peristiwa gabungan aktifitas berbagai mekanisme yang berperan dalam
proses suplai O2 ke seluruh sel tubuh dan pembuangan CO2. Proses penghisapan O2
disebut inspirasi dan proses pengeluaran CO2 ke atmosfer disebut ekspirasi .
Anatomi pada respirasi terdiri dari : hidung, faring, laring, trakea,
percabangan bronkus, dan paru – paru. Fungsi respirasi adalah pertukaran gas O2
dan CO2. Sedangkan fungsi non respirasi adalah Keseimbangan asam
basa, Perlindungan terhadap infeksi, Meningkatkan venous return, Keseimbangan
cairan. Non respirasi adalah Istilah pernafasan, yang lazim digunakan,
mencangkup dua proses ; pernafasan luar (eksterna); serta pernafasan dalam
(interna).
Pernafasan eksternal :
Ketika kita menghirup udara dari lingkungan luar, udara tersebut akan masuk ke
dalam paru-paru. Udara masuk yang mengandung oksigen tersebut akan diikat darah
lewat difusi. Pada saat yang sama, darah yang mengandung karbondioksida akan
dilepaskan.
Pernafasan internal :
Proses terjadinya pertukaran gas berlangsung di dalam jaringan tubuh. Proses
pertukaran oksigen dalam darah dan karbondioksida tersebut berlangsung dalam
respirasi seluler.
Sehubungan
dengan organ yang terlibat dalam pemasukkan udara (inspirasi) dan pengeluaran
udara (ekspirasi) maka mekanisme pernapasan dibedakan atas dua macam, yaitu
pernapasan dada dan pernapasan perut.pada respirasi terdapat beberapa gangguan
yaitu influenza, asma, Hipoksia (anoksia), Hiperkapnia, Hipokapnia, Penyakit
pulmonar obstruktif menahun (PPOM), dan lain – lain.
III.2
Saran
1.
Penulis berharap para
pembaca dapat memahami tentang Respirasi pada manusia.
2.
Penulis berharap dengan adanya
penulisan ini para pembaca dapat banyak belajar dan mendapat tambahan
pengetahuan tentang respirasi.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2009, Gangguan
Respirasi Manusia, http://biologigonz.blogspot.com, diakses
pada hari Senin, 25 Februari 2013 pukul 20.15 WITA.
Anonim, 2009, Difusi Gas
Respirasi, http://biologigonz.blogspot.com, diakses
pada hari Senin, 25 Februari 2013 pukul 20.15 WITA
Anonim, 2010, Sistem
Respirasi Manusia, http://zaifbio.wordpress.com, diakses pada hari Senin, 25
Februari 2013 pukul 19.00 WITA.
Anonim, 2010, Anatomi Dan Fisiologi Respirasi, http://www.scribd.com/doc/28022703/Anatomi-Dan-Fisiologi-Respirasi, diakses
pada hari Senin, 25 Februari 2013 pukul 20.20 WITA
Anonim, 2010, Perubahan
Fungsi Paru Pada Usia, Lanjut, http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/10_PerubahanFungsiParuPadaUsiaLanjut.
Pdf/10_PerubahanFungsiParuPadaUsiaLanjut.html, diakses pada hari Senin, 25
Februari 2013 pukul 20.30 WITA.
Anonim, 2010, Function
Test, http://mfk.farmasi.ugm.ac.id/files/news/Lung_function_tests.pdf, diakses pada hari Senin, 25
Februari 2013 pukul 20.35 WITA
Ganong,
W., F, 2002, Fisiologi Kedokteran, Jakarta : EGC
Rasyid, 2009, Sistem
Respirasi, http://rasyid14.files.wordpress.com, diakses pada hari Senin, 25
Februari 2013 pukul 20.00 WITA
Sloane, Ethel (2003). Anatomy
and Physiology An Easy Learner. Jakarta : EGC