Newest Post

// Posted by :Unknown // On :Rabu, 08 Mei 2013





KATA PENGANTAR

         Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala bimbingan dan penyertaan-Nya, sehingga makalah sistematika vertebrata dengan judul Klasifikasi, subjektivitas kategori-kategori yang lebih tinggi dan hirarki taksonomi  dapat selesai tepat pada waktunya.
           Sebagaimana pepatah mengatakan bahwa tiada gading yang tidak retak, begitupula makalah ini tidak luput dari kekurangan, maka tegur sapa yang bersifat membangun selalu dinanti.




















                                                                                    Makassar,    Februari 2013






                                                                                                   Penulis





BAB I
PENDAHULUAN

1.        Latar Belakang
Alam semesta terdiri dari komponen abiotik dan biotik. Komponen biotik  atau makhluk hidup jumlahnya banyak dan sangat beraneka ragam. Mulai dari laut, dataran rendah sampai di pengunungan terdapat makhluk hidup dengan jumlah yang banyak dan sangat beraneka ragam. Karena jumlah dan beraneka ragam, maka kita akan mengalami kesulitan dalam mengenal dan mempelajari makhluk hidup maka diperlukan cara. Cara untuk mempermudah kita dalam mengenali dan mempelajari makhluk hidup disebut sistem klasifikasi.
Mendefenisi, mendeskripsi dan memberi nama lebih daripada satu juta spesies hewan adalah tugas-tugas analitis dalam sistematik. Sedangkan tugas yang lain, yaitu sintesis menyusun kelompok-kelompok besar spesies yang tidak beraturan menjadi suatu klasifikasi. Klasifikasi yang demikian merupakan sarat mutlak yang perlu sekali untuk identifikasi, katalogus dan peraturan koleksi-koleksi spesies (Murad, 1978).
Hampir 23 tahun abad yang lalu Aristoteles yang pertama-tama menyadari bahwa sistem yang paling praktis dari klasifikasi hewan berdasarkan pada derajat persamaan morfologi atau anatominya. Kemajuan yang besar dari sistem ini adalah karena berdasarkan kepada jumlah seluruh persamaan-persamaan morfologi atau perbedaan-perbedaannya. Sistem semacam itu disebut sistem alamiah, dan sistem ini bertentangan dengan sistem buatan yang berdasarkan pada satu ciri-ciri saja ( Murad, 1978 ).
Teori evolusi telah menjelaskan sebab-sebabnya organisme-organisme dari suatu kategori sitematis “ alamiah bersesuaian satu sama lain di dalam sifat-sifatnya, karena mereka diturunkan dari satu moyang yang sama. Sistem alamiah dengan demikian menjadi sistem phylogenetis. Sistem alamiah berdasarkan pada persamaan, sedangkan sistem phylogenetis berdasarkan kepada derajat kekeluargaan. Usaha untuk mencapai suatu klasifikasi filogenetis merupakan suatu analisa sifat-sifat taksonomi untuk menentukan  yang mana yang diturunkan dari moyang yang sama (homologi) dan yang mana yang diturunkan dari persamaan-persamaan biasa (analogi) yang biasanya terbentuk karena kebiasaan-kebiasaan yang sama (Murad, 1978).

2.        Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah
1.        Untuk mengetahui subjektifitas kategori-kategori yang lebih tinggi
2.        Untuk mengetahui hierarki taksonomi
3.        Untuk mengetahui hal-hal tentang genus
4.        Untuk mengetahui hal-hal tentang familia
5.        Untuk mengetahui hal-hal tentang ordo, classis dan phyla




BAB II
ISI

a.        Subjektifitas Kategori-Kategori yang lebih tinggi
Penetapan tingkat untuk sesuatu kelompok taksonomis merupakan suatu hal yang subjektif sifatnya. Ini ditujukan dengan tiga tipe hal-hal seperti berikut (Murad, 1978) :
1.        Perbedaan-perbedaan sejarah
Suau genus, famili atau kategori lainnya mempunyai suatu nilai yang berbeda dalam periode-periode sejarah taksonomi berlainan. Kebanyakan spesies-spesies yang ditetapkan oleh Linneaus, sekarang masih diakui sebagai spesies tetapi generanya umumnya sudah dirubah sama sekali. Sebagian genera dari Linneaus pada hewan-hewan telah ditingkatkan menjadi familia-familia atau kategori yang lebih tinggi lainnya.
2.        Perbedaan-perbedaan yang singkron
Pada periode yang sama, kategori-kategori diperlakukan berbeda-beda oleh ahli-ahli sistematik. Misalnya, Parker dan Haswel (1940) mengklasifikasikan insekta sebagai suatu kelas dari filum arthropoda, dan ortopthera sebagai suatu ordo dengan empat subordo, sedangkan HANDLIRSCH menetapkan insekta sebagai suatu subfilum dan ortopthera disusun menjadi 2 superordo dan 4 ordo.
3.        Perbedaan-perbedaan kelompok
Burung-burung sekarang diklasifikasikan menjadi 20 sampai 50 ordo oleh beberapa ahli. Terdapat sedikit perbedaan diantara ordo-ordo pada burung dengan diantara ordo-ordo pada insekta atau moluska. Kategori-kategori ordo dan familia untuk seorang ornitolog tidak sama artinya bagi ahli-ahli sistematik di bidang yang lain.

b.        Hierarki Taksonomi
Metode yang sebenarnya untuk menetapkan suatu klasifikasi yaitu mendefenisi kelompok-kelompok atau kategori-kategori pada suatu skala hierarki. Masing-masing kategori ini terdiri dari satu atau beberapa kelompok. Semua hewan dapat diklasifikasikan dalam suatu hierarki taksonomi yang terdiri dari satu deretan kategori-kategori yang menaik mulai dari spesies sampai dengan kingdom. Tiap-tiap kategori yang berurutan meliputi satu atau beberapa kategori yang lebih rendah berikutnya (Murad, 1978).
Fungsi kategori-kategori taksonomis ini yaitu mengurangi keanekaragaman dari alam menjadi suatu sistem yang dapat dipahami. Kelompok-kelompok akan lebih mudah dimengerti dan diingat daripada unit-unit yang banyak sekali yang membentuk kolompok-kelompok itu sendiri. Setiap pengklasifikasian melalui dua jalan, yaitu (Murad, 1978) :
1.        Menyusun unit-unit yang lebih rendah menjadi kelompok-kelompok
2.        Menyatukan kelompok-kelompok tersebut dalam satu hierarki yang menaik.
Satu hal yang sangat penting yang harus diingat bahwa klasifikasi pada hakekatnya harus praktis.
Linneaus, yang menemukan kategori-kategori taksonomi, mengatakan bahwa di dalam dunia binatang hanya ada 5 kategori yaitu kelas, ordo, genus, spesies, dan varietas. Ketika pengetahuan tentang hewan-hewan bertambah, dan juga jumlahnya, maka diperlukan pembagian yang lebih teliti diantaranya terdapat dua kategori baru yang diterima secara umum, yaitu familia (diantara genus dan ordo), dan filum (diantara kelas dan kingdom) varietas, seperti yang dipergunakan oleh Linneaus adalah suatu kategori yang bebas dipilih dan dibawahnya dimasukkan berbagai tipe variasi (geografis) dan indiviual (Murad, 1978).
Dengan demikian kategori-kategori yang lain membentuk dasar hirarki taksonomi hewan-hewan, sehingga tiap-tiap spesies yang termasuk kedalam tujuh kategori yang wajib yaitu kingdom, filum, kelas, ordo, famili, genus, spesies (Murad, 1978). 
Pada dasarnya kategori klasifikasi untuk satwa jika diurut dari yang paling tinggi berturut-turut yaitu kingdom, filum, kelas, ordo, famili, genus dan spesies. Dalam beberapa hal, kategori dasar ini dibagi lebih lanjut dengan menggunakan awalan super dan sub. Misalnya: pada ordo Coleoptera terdapat pembagian ke dalam sub ordo adhepaga dan sub ordo Polyphaga. Hierarki taksonomi yang sering dipakai, yaitu: Kingdom, Filum, Subfilum, Superkelas, Kelas, Subkelas, Superordo, Ordo, Subordo, Superfamili, subfamili, Genus, Subgenus, Spesies, dan Subspesies. Selain itu juga dikenal beberapa kategori lain seperti infrakelas, cohort, divisi dan seri akan tetapi kategori ini jarang dipakai (Sitohang, 2012).

c.         Genus
Genus merupakan suatu kesatuan kolektif taksonomi yang terdiri dari sejumlah spesies yang serupa atau yang berhubungan dekat. Genus ini dibedakan dari semua kategori-kategori lebih tinggi karena kepada genus diberi pengakuan mengenai nama-nama ilmiahnya (Murad, 1978).
Dalam biologi, genus (jamak genera) atau marga adalah salah satu bentuk pengelompokan dalam klasifikasi makhluk hidup yang lebih rendah dari familia. Anggota-anggota genus memiliki kesamaan morfologi dan kekerabatan yang dekat. Dalam sistem tatanama binomial, nama suatu spesies makhluk hidup terdiri atas dua kata, yaitu: nama genusnya (diawali dengan huruf kapital) dan nama penunjuk spesiesnya dengan ditulis atau cetak miring. Misalnya, Homo sapiens, nama ilmiah untuk spesies manusia modern, menandakan bahwa manusia modern tergolong ke dalam genus Homo (Nugraha, 2013).
Nomenklatur yang diajukan Linneaus adalah binomial, terdiri dari dua nama masing-masing dengan fungsinya sendiri-sendiri. Menurut pandangan Linneaus fungsi tersebut diametris berlawanan. Nama spesies menyatakan bentuk tunggal dan ketegasan, sedangkan genus menimbulkan perhatian akan adanya suatu kelompok spesies yang serupa dan berhubungan dekat. Suatu kriteria objektif untuk kedudukan genus tidak ada seperti isolasi reproduktif sebagai kriteria suatu spesies. Oleh karena itu tidaklah mungkin untuk memberikan defenisi yang objektif bagi genus. Suatu defenisi yang sesuai untuk genus adalah seperti berikut (Murad, 1978).
Genus adalah  suatu kategori sistematik yang mliputi suatu spesies atau sekelompok spesies yang diduga berpangkal kepada asal phylogenetis yang sama, dan yang terpisah dari unit-unit lain yang serupa oleh suatu peluang (gap) yang tertentu.


d.        Familia
Menurut peraturan-peraturan internasional, familia adalah tingkat yang tertinggi dari kategori-kategori yang secara nomenklatural terikat pada genera, spesies dan selanjutnya specimen-specimen. Konsepsi familia tidak mutlak, karena perbedaan-perbedaan dalam tingkat evolusi dan tingkat pengetahuan mengenai berbagai kelompok hewan. Seperti juga pada kategori-kategori yang lebih tinggi lainnya, familia ini bersifat subjektif semata-mata, karena kelompok-kelompok tertentu belum pasti dimasukkan ke dalam familia atau tidak. Defenisi dari familia adalah sebagai berikut (Murad, 1978) :
Familia adalah suatu kategori sistematik yang meliputi satu genus atau sekelompok genera yang mempunyai asal phylogenetis yang sama, dan yang terpisah dari familia-familia lain oleh suatu peluang (gap) tertentu.
Tiap suku dapat mencakup satu marga atau lebih, dan biasanya lebih mudah dikenal karena wargannya menunjukkan ciri-ciri yang memberikan indikasi adanya pertalian yang erat. Pada umumnya suku terdiri atas anggota-anggota yang berasal dari nenek moyang yang sama, jadi mempunyai warga yang bersifat monofiletik. Suku merupakan kategori yang ukurannya sangat bervariasi, dari yang sangat kecil hanya terdiri atas satu marga dan beberapa jenis saja, ada yang sangat besar terdiri atas puluhan marga dan ratusan jenis atau bahkan lebih besar lagi (Anonim, 2012).
Tidak seperti genus yang umumnya terbatas pada satu atau beberapa benua yang berdekatan, familia umumnya tersebar di seluruh dunia. Jumlah familia terus bertambah, karena penemuan tipe-tipe baru dan kemajuan-kemajuan dalam zoologi. Sampai akhir abad ke 19 telah dikenal kurang lebih 1700 familia hewan (Perrier, 1893-1932).

e.         Ordo, Classis, dan Phyla
Kategori-kategori taksonomi diatas tingkat familia tidak berdasarkan kepada type genera dan spesies. Pada dewasa ini ordo, classis dan phyla umumnya telah menunjukkan sebagai kategori-kategori yang paling stabil dalam hierarki taksonomi. Seperti pada genera dan familia, peluang atau (gap) diantara kategori-kategori yang lebih tinggi hendaknya seimbang dengan besarnya kelompok tersebut (Murad, 1978).
Satu suku atau lebih dapat membentuk suatu kategori yang lebih tinggi yaitu bangsa ( ordo). Sebagai unit yang lebih besar dari pada suku, suatu bangsa merupakan kategori yang semakin sukar untuk  dikenali sebagai unit yang bersifat alami (natural), namun sebagai unit klasifikasi tetap memperlihatkan keseragaman sifat-sifat tertentu yang sering kali  sangat karakteristik untuk seluruh bangsa itu. Sehubungan dengan hal tersebut, bangsa seringkali diberi nama sesuai dengan ciri khas yang dimiliki oleh seluruh warganya. Ordo membagi kelas atau sub kelas kedalam ciri yang lebih khusus lagi. Pada hewan, kategori ini terdiri dari semua hewan yang mengacu pada pelaksanaan dari prinsip-prinsip kelas. Misalnya pada kelas mamalia, ordonya terbentuk dari kelompok-kelompok hewan yang berbeda cara hidupnya. Contohnya ada ordo carnivora, insectivora, dan rodentina (Anonim, 2012).
Kategori yang lebih tinggi dari bangsa adalah kelas (classis). Suatu kelas terdiri atas sejumlah bangsa, karena merupakan takson yang lebih sukar untuk dilihat sebagai suatu unit taksonomi yang bersifat natural/alami. Sekalipun pada dasarnya diantara warganya juga memiliki ciri-ciri tertentu, namun ciri-ciri tertentu yang dimliki tersebut  tetap saja tidak dapat dijadikan sebagai kriteria penentuan suatu kelas, dikarenakan ciri ciri tersebut tidak tampak mencolok. Hal ini sering ditemui pada golongan tumbuhan dengan tingkat perkembangan tertentu (Anonim, 2012).
Pada golongan hewan kategori kelas mencakup semua kelompok hewan yang terbentuk atas dasar perbedaan sekunder dari prinsip dasar filumnya. Misalnya classis Amphibi dalam subphylum Vertebrata, prinsip dasarnya sama, yaitu memiliki tulang belakang (vertebrae) tetapi memiliki perbedaan dengan hewan vertebrae lain, yaitu pada siklus hidupnya (Anonim, 2012).
Filum dari bahasa Yunani; phylum adalah cabang. Biasanya kata ini dipakai dalam ilmu bahasa perbandingan atau dalam ilmu biologi dalam menguraikan atau mengklasifikasikan hubungan 'keluarga' antar jenis atau bahasa (Anonim, 2011).
Nama filum digunakan pada dunia hewan, dan nama division digunakan pada tumbuhan. Filum atau division terdiri atas organism-organisme yang memiliki satu atau dua persamaan ciri. Nama filum tidak memiliki akhiran yang khas sedangkan nama division umumnya memiliki akhiran khas, antara lain phyta dan mycota (Miranti, 2009).




BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan
            Kesimpulan yang dapat ditarik :
1.      Subjektifitas kategori-kategori yang lebih tinggi dibedakan dalam tiga tipe yaitu dari segi perbedaan-perbedaan sejarah, perbedaan-perbedaan singkron dan perbedaan-perbedaan kelompok.
2.      Hiraerki taksonomi merupakan metode untuk mendefenisi kelompok-kelompok atau kategori-kategori pada suatu skala hierarki. Hiraerki terdiri dari 7 kategori yaitu ; kingdom, phylum, classis, ordo, familia, genus, dan spesies.
3.      Genus adalah  suatu kategori sistematik yang mliputi suatu spesies atau sekelompok spesies yang diduga berpangkal kepada asal phylogenetis yang sama, dan yang terpisah dari unit-unit lain yang serupa oleh suatu peluang (gap) yang tertentu.
4.      Familia adalah suatu kategori sistematik yang meliputi satu genus atau sekelompok genera yang mempunyai asal phylogenetis yang sama, dan yang terpisah dari familia-familia lain oleh suatu peluang (gap) tertentu.
5.      Ordo adalah kategori yang semakin sukar untuk  dikenali sebagai unit yang bersifat alami (natural), namun sebagai unit klasifikasi tetap memperlihatkan keseragaman sifat-sifat tertentu yang sering kali  sangat karakteristik untuk seluruh bangsa itu. Classis adalah kategori yang lebih tinggi dari bangsa dimana lebih sukar untuk dilihat sebagai suatu unit taksonomi yang bersifat natural/alami. Phyla atau phylum adalah kelompok yang terdiri atas organisme-organisme yang memiliki satu atau dua persamaan ciri






















DAFTAR PUSTAKA
 


Anonim,  2012, Urutan Tingkat Takson dalam Klasifikasi,  http://alam-hewan.blogspot.com, diakses pada hari Rabu, 20 Februari 2013, pukul 20:00 WITA.

Anonim, 2011, Unit-Unit Klasifikasi, http://taufik-ardiyanto.blogspot.com, diakses pada hari Rabu, 20 Februari 2013, pukul 20:00 WITA.
 
Miranti, D. I., 2009, Materi Klasifikasi untuk Universitas, http://dianniiska.blogspot.com, diakses pada hari Rabu, 20 Februari 2013, pukul 20:00 WITA.

Murad, S., 1978, Sistematik Vertebrata, Universitas Padjajaran, Bandung.

Nugraha, D. S., Konsep Kategori dan Unit-Unit, http://demibiologi.blogspot.com, diakses pada hari Rabu, 20 Februari 2013, pukul 20:00 WITA.

Sitohang, B., 2012, Taksonomi dan Klasifikasi Organisme, http://www.ideelok.com, diakses pada hari Rabu, 20 Februari 2013, pukul 20:00 WITA.


 

{ 1 komentar... read them below or add one }

  1. visit back http://ilmupontianak.blogspot.com/2014/02/emule-p2p-client.html

    BalasHapus

// Copyright © .Read with ChocoHazenut //Anime-Note//Powered by Blogger // Designed by Johanes Djogan //