Newest Post
// Posted by :Unknown
// On :Senin, 27 Mei 2013
BAB
I
PENDAHULUAN
I.1 Latar
Belakang
Pertumbuhan didefenisikan sebagai
pertambahan volume secara irreversible karena banyak organ tanaman yang telah
dewasa mengalami perubahan volume sepanjang siang dan malam karena perubahan
sementara kandungan air turgitasnya. Pengukuran pertumbuhan juga berdasarkan
panjang, lebar/luas, berat kering tanaman. Kebanyakan pertumbuhan terjadi pada
fase pendewasaan sel hanya sedikit kenaikan volumenya (Heddy, 2001).
Pada umumnya daerah pertumbuhan
terletak pada bagian bawah meristem apikal dari tunas dan akar. Pada beberapa
jenis tumbuhan, daerah pertumbuhannya terletak pada bagian atas setiap
buku-buku (node). Pertumbuhan juga terjadi pada bagian-bagian lainnya, sebagai
contoh, dalam daun dimana sel-sel membesar sampai pada tingkat tertentu.
Pertumbuhan secara lateral terjadi dengan membesarnya sel-sel yang terletak
pada sisi-sisi jaringan kambium (Kaufman, dkk., 1975).
Ujung akar dan ujung tajuk pembuluh
dan tepat di atas nodus tumbuhan monokotil, atau di dasar daun rerumputan,
meristem apikal tajuk dan meristem apikal akar terbentuk selama proses
perekembangan embrio saat pembentukan biji, dan disebut meristem primer.
Kambium pembuluh dan daerah meristematik pada nodus monokotil daun rerumputan
tidak mudah dikenali, kecuali setelah terjadinya perkecambahan, dinamakan meristem
sekunder (Heddy, 2001).
Oleh karena itu, untuk mengetahui
lebih dalam mengenai daerah tumbuh dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, maka
dilakukanlah percobaan ini.
I.2 Tujuan
Percobaan
Tujuan
diadakannya percobaan ini adalah untuk mengamati daerah tumbuh pada akar dari
kecambah kacang merah Phaseolus vulgaris.
I.3 Waktu dan
Tempat Percobaan
Percobaan
ini dilakukan pada hari Rabu, tanggal 3 April 2013 pukul
14.00-16.00 WITA, bertempat di
Laboratorium Biologi Dasar, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar dan pengamatannya dilakukan selama 5 hari.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Pertumbuhan adalah suatu
pertambahan dalam ukuran pertambahan dalam ukuran yang bersifat irreversible.
Karena bersifat multi
sel maka pertumbuhan bukan saja dalm volume tetapi juga pertambahan dalam hal bobot, jumlah sel,
banyaknya protoplasma, dan tinggkat kerumitan. Proses pertumbuhan sebagian besar terjadi dalam fase pembelahan
dan pendewasaan sel. Umumya daerah pertumbuhan terletak pada bagian bawah
mesitem apical dari tunas akar. Pada
rerumputan dan monokotil lainnya daerah pertumbuhan terletak di bagian atas
tiap-tiap buku atau nodus. Pertumbuhan jika terjadi pada bagian-bagian lainnya misalnya pada daun sel-sel
akan membesar pada batas tertentu. Pertumbuhan lateral terjadi dengan
membesarnya sel-sel yang terletak
pada sisi-sisi jaringan kambium.
Pertumbuhan bagian pucuk dan akar disebabkan adanya pembentukan sel-sel baru
oleh jaringan meristematik (embrionik) pada titk tumbuh diikuti dengan
pertumbuhan dan differensiasi sel-selnya,bila mana tumbuhan mencapai ukuran
dewasa maka terbentuk bunga (Fahn, 1992).
Pertumbuhan dan perkembangan
tanaman merupakan proses yang penting dalam kehidupan dan pekembang biakan
suatu species.Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung secara terus-menerus
sepanjang daur hidup,tergantung pada tersedianya merisitem,hasil asimilasi,hormone
dan substansi pertumbuhan lainnya,serta lingkunganyang mendukung. Secara
empiris,pertumbuhan tanaman dapat dikatakan sebagai suatu fungsi dari genotype
X lingkungan (internal dan eksternal). Pertumbuhan itu lebih mudah digambarkan
dari pada di defenisikan.Pertumbuhan berarti pembelahan sel dan pembesaran
sel.Kedua proses ini memerlukan sintesis protein dan merupakan proses yang
tidak dapat berbalik. Proses
differensiasi seringkali dianggap pertumbuhan. Pertumbuhan tanaman memerlukan
proses differensiasi (Lintasberita, 2010).
Pertumbuhan dapat berarti
pertambahan volume ukuran. Karena organisme multisel tumbuh dari zigot,
pertambahan itu bukan hanya dalam volume, tetapi juga dalam bobot, jumlah sel,
banyak protoplasma, dan tingkat kerumitan. Pada banyak kajian, pertumbuhan
perlu diukur. Teorinya, semua ciri pertumbuhan yang disebutkan tidai bisa
diukur, tetapi ada dua macam pengukuran yang lazim digunakan untuk mengukur
pertambahan volume atau massa. Pertambahan volume sering ditentukan dengan cara
mengukur perbesaran kesatu atau dua arah, seperti panjang (misalnya tinggi
batang), atau luas (misalnya luas daun). Pengukuran volume, misalnya dengan
cara pemindahan air, bersifat tidak merusak, sehingga tumbuhan yang sama dapat
diukur berulang-ulang pada waktu yang berbeda. Pertambahan massa sering
ditentukan dengan cara memanen seluruh tumbuhan atau bagian yang diinginkan,
dan menimbangnya cepat-cepat sebelum air terlalu banyak menguap dari bahan
tersebut (Salisbury dan Ross, 1995).
Pertumbuhan pada tumbuhan
berlangsung terbatas pada beberapa bagian tertentu, yang terdiri dari sejumlah
sel yang baru saja dihasilkan melalui proses pembelahan sel di moristem.
Pembelahan sel itu sendiri mudah dirancukan dengan pembelahan sel tidak
menyebabkan pertambahan ukuran, namun produk pembelahan sel itulah yang tumbuh
dan menyebabkan pertumbuhan. Ujung akar dan ujung tajuk (apeks) mempunyai
moristem. Daerah meristematik
lainnya terdapat di kambium
pembuluh dan tepat diatas nodus tumbuhan monokotil, atau di dasar daun
rerumputan. Meristem
apikal tajuk dan meristem
apikal akar terbentuk selam proses perkembangan embrio saat pembentukan biji,
dan disebut moristem primer.kambium pembuluh dan daerah moristematik pada nodus
monokotil dan daun rerumputan tidak mudah dikenali, kecuali setelah
perkecambahan terjadi, dinamakan moristem sekunder (Salisbury dan Ross, 1995).
Beberapa struktur tumbuhan bersifat tertentu, tapi
adapula yang bersifat tak-tentu.
Struktur tertentu tumbuh sampai mencapai ukuran tertentu, kemudian berhenti,
dan akhirnya mengalami penuaan dan kematian. Daun, bunga, dan buah merupakan
contoh yang baik untuk struktur tertentu, demikian pula bagi sebagian hewan
yang tumbuh secara tertentu. Sebaliknya, batang dan akar yang vegetatif adalah
struktur tak tentu. Bagian tersebut tumbuh melalui meristem yang terus menerus
membuat dirinya sendiri, sehingga tetap muda (Salisbury dan Ross, 1995).
Walaupun meristem tak tentu dapat
mati, namun secara potensial tak akan pernah mati. Sebaliknya, kematian
merupakan akhir dari struktur tertentu. Ketika meristem vegetatif tak tentu
berubah menjadi reproduktif (artinya mulai membentuk bunga), maka meristem
tersebut menjadi tertentu (Salisbury dan Ross, 1995).
Pada batang yang sedang tumbuh,
daerah pembelahan sel batang lebih jauh letaknya dari ujung daripada daerah
pembelahan akar, terletak beberapa sentimeter dibawah ujung (tunas). Sedangkan
pertambahan panjang tiap lokus pada akar tidak diketahui pertambahan panjang
terbesar dikarenakan kecambah mati (Salisbury dan Ross, 1995).
Analisis pertumbuhan sebatang
tanaman umumnya dilakukan pada tahap awal, meliputi hal-hal berikut (Franklin,
1991);
1.
Laju pertumbuhan
relative mutlak.
2.
Laju satuan daun
atau luju asimilasi bersih.
3.
Rasio luas daun.
4.
Luas daun khusus
.
5.
Berat daun
khusus dan alometri dalam pertumbuhan.
Panjang akar merupakan hasil
perpanjangan sel-sel dibelakang merisitem ujung,sedang lebar yang lebih dari
pada perbesaran sel-sel ujung merupakan hasil dari merisitem lateral atau
pembentukan cambium, yang memulai pertumbuahan sekunder dari merisitem cambium.
Pertumbuhan panjang dan lingkaran akar pada pucuk. Walau demikian pertumbuhan
lateral tidak analog, karma percabangan akar mincul dari lingkaran tepi yang
jauh di dalam jaringan tua atau jaringan yang berdifferensiasi, suatu
morfogenesis yang jeles berbeda dari percabangan pada pucuk yang munculnya dari
ujung dan asalnya dari permukaan (Franklin, 1991).
Faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan dan distribisi akar (Franklin, 1991):
1. Genotip
2. Persaingan tanaman.
3. Penghilangan daun.
4. Atmosfer tanah.
5. pH tanah
6. Temperatur tanah.
7. Kesuburan tanah.
8. Air.
9. Daya mekanik dan fisik
Pertumbuhan tanaman di tunjukkan
oleh pertambahan ukuran dan berat kering yang tidak dapat balik. Pertambahan ukuran dan berat kering dari
suatu organisme mencerminkan bertambahnya protoplasma, yang tejadi karma baik ukuran sel maupun jumlahnya bertambah.
Pertambahan ukuran sel mempunyai batas yang diakibatkan hubungan antar voleme
dan luas permukaan. Proses-proses pembelahan sel menentukan dasar untuk
pertumbuhan akan tetapi pembelahan sel adalah proses-proses yang diatur secara
biokimia, dan tidaklah perlu selalu diatur langsung oleh hubungan antara volume
dan luas permukaannya (Hardjadi,
1979).
Sel-sel inisial membentuk sel-sel
pada ujung akar yang bersifat meristematis. Pembelahan sel terjadi secara
longitudinal dan beberapa ke arah lateral yang menyebabkan akar berbentuk
silindris. Selanjutnya sel-sel dekat ujung akar aktif berproliferasi, dimana
terletak tiga zona sel dengan tahapan pertumbuhan primer yang berurutan (zona
pembelahan sel, zona pemanjangan dan zona pematangan). Zona pembelahan sel
meliputi meristem apikal dan turunannya, yang disebut meristem primer (terdiri
dari protoderm, prokambium dan meristem dasar). Meristem apikal yang terdapat
di pusat zona pembelahan menghasilkan sel-sel meristem primer yang bersifat
meristematik. Zona pembelahan sel bergabung ke zona pemanjangan (elongasi).
Disini sel-sel memanjang sampai sepuluh kali semula, sehingga mendorong ujung
akar, termasuk meristem ke depan. Meristem akan mandukung pertumbuhan secara
terus-menerus dengan menambahkan sel-sel ke ujung termuda zona pemanjangan
tersebut (Campbell, dkk., 2002).
Pembelahan mitotik pada zigot dan
nukleus endosperma menghasilkan biji yang terdiri atas (Kimball, 1992) :
1. Plumula
terdiri atas dua daun embrionik, yang akan menjadi daun-daun sejati yang
pertama tumbuhan bibit, dan tunas terminal (apikal). Tunas ini adalah moristem
dan disanalah akan terjadi pertumbuhan batang yang selanjutnya.
2. Hipokotil
dan radikula, yang masing-masing akan tumbuh menjadi batang dan akar primer.
3. Satu
atau dua kotiledon, yang menyimpan makanan untuk digunakan biji yang
berkecambah. Angiospermae yang membentuk biji dengan dua kotiledon disebut
dikotil. Kacang merupakan contoh umum. Yang hanya membentuk satu kotiledon
disebut monokotil. Jagung dan rumput-rumputan adalah termasuk monokotil.
Makanan
dalam kotiledon berasal dari endosperma yang pada gilirannya memperolehnya dari
sporofit tetuanya. Pada banyak angiospermae, endosperma habis dimakan dan
simpanan makanannya dipindahakan ke kotiledon pada saat perkembangan biji itu
telah selesai. Pada yang lain-lain endosperma itu tetap didalam biji yang
matang. Hal ini kita dapati pada beberapa dikotil dan semua monokotil. Sel-sel
endosperma biasanya triploid (3n)
berlawanan dengan endosperma yang haploid (n) pada konifer dan gymnospermae
lainnya (Kimball, 1992).
Kacang merah Phaseolus vulgaris, memiliki kulit luar biji yang merupakan bekas pelekatan dengan tali
pusar, biasanya kelihatan kasar dan mempunyai warna yang berlainan dengan
bagian lain kulit biji. Pusar biji jelas kelihatan. Perkecambahannya terjadi di
atas tanah (epigaeis), yaitu jika pada perkecambahan, karena pembentangan ruas
batang dibawah daun lembaga, daun lembaganya lalu terangkat keatas, muncul
diatas tanah, daun lembaga kemudian berubah warna menjadi hijau, dapat
digunakan untuk asimilasi, tetapi umurnya tidak panjang. Daun lembaga itu
kemudian gugur, dan sementara itu pada kecambah telah terbentuk daun-daun normal
yang dapat melakukan tugas asimilasi. Bakal buahnya beruang satu, bakal biji
yang beruang satu dapat tersusun atas satu daun buah saja, putik tunggal, yaitu
jika putik hanya tersusun atas sehelai daun buah saja (Susilo, 1991).
BAB
III
METODE
PERCOBAAN
III.1 Alat
Alat yang digunakan dalam
percobaan ini adalah toples plastik, plat kaca, penggaris.
III.2 Bahan
Bahan
yang digunakan pada percobaan ini adalah kecambah kacang merah Phaseolus vulgaris, tissue, karet gelang, tinta cina, dan air.
III.3 Cara Kerja
Adapun cara kerja yang dilakukan
pada percobaan ini yaitu:
1. Membungkus
kedua lempeng kaca
dengan tissue sehingga menutupi seluruh bagiannya.
2. Mengisi toples plastik dengan air secukupnya.
A. Pertumbuhan Batang
1. Memilih kecambah kacang merah
Phaseolus vulgaris, yang berbatang lurus
dan pangkal batangnya juga lurus masing-masing
sebanyak
3 kecambah.
2. Memberi
tanda pada 2 batang
kecambah mulai dari pangkal batang mengarah ke pucuk tanaman sepanjang 2 mm sebanyak 5 ruas/tanda menggunakan Hi-tech, dan 1 kecambah sebagai kontrol dengan satu
tanda dengan jarak 10 mm.
3. Meletakkan
kecambah tersebut pada plat kaca yang sudah dilapisi dengan tissue seluruhnya.
4. Mengikat
ketiga kecambah tersebut dengan karet gelang agar tidak mengalami perubahan posisi.
5. Masukkan lempeng kaca tersebut kedalam toples yang
sudah diisi air.
B. Pertumbuhan Akar
1. Memilih kecambah kacang hijau Phaseolus vulgaris,
yang akarnya lurus
masing-masing sebanyak
3 kecambah.
2. Memberi
tanda pada 3 akar
kecambah mulai dari pangkal akar
mengarah ke ujung akar
sepanjang 2
mm sebanyak 5
ruas/tanda
menggunakan Hi-tech, dan 1
kecambah sebagai kontrol dengan satu tanda dengan jarak 10 mm.
3. Meletakkan
kecambah tersebut pada plat kaca yang sudah dilapisi dengan tissue seluruhnya.
4. Mengikat
ketiga kecambah tersebut dengan karet gelang agar tidak mengalami perubahan posisi.
5. Masukkan lempeng kaca tersebut kedalam toples yang
sudah diisi air.
3. Menempatkan kedua toples tersebut pada tempat yang
gelap.
4. Melakukan
pengamatan kecambah selama 5
hari..
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil
Tabel hasil pengamatan pertambahan panjang akar
kecambah kacang merah Phaseolus vulgaris
Hari
|
Pertambahan panjang akar kecambah (mm)
|
||||
I
|
II
|
III
|
IV
|
V (Kontrol)
|
|
1
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
2
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
3
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
4
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
5
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Keterangan = -
: Tidak ada pertambahan panjang akar.
IV.2
Pembahasan
Pada percobaan ini, dilakukan
pengamatan tentang daerah tumbuh pada akar kecambah kacang merah Phaseolus vulgaris. Tanaman yang diamati
berjumlah 5 buah. 4 tanaman diberi perlakuan
dengan menandai daerah tumbuh pada akar sepanjang 2 mm sebanyak 10 kali dengan
tinta cina. Sementara untuk tanaman
kontrol ditandai dengan 1 garis dengan
panjang 2 cm dan kemudian ditandai dengan tinta cina. Hal ini
dimaksudkan agar memudahkan dalam penghitungan penambahan panjang akar. Setelah
itu, kecambah kacang merah Phaseolus
vulgaris ditempelkan pada plat kaca yang sebelumnya telah dibalut dengan
tissue. Pemberian tissue ini dimaksudkan agar dapat menyerap air sehingga akar
kecambah terus mendapatkan suplai air. Akar kecambah diusahakan menempel pada
bagian tissue yang basah. Kemudian diikat dengan karet agar tidak jatuh.
Setelah itu, plat kaca dimasukkan
ke dalam toples berisi air dan kemudian disimpan pada tempat gelap atau tidak
mendapat cukup cahaya.
Hal ini dimaksudkan agar kerja hormon auksinnya maksimal sehingga pertambahan
panjang akar dapat terlihat jelas.
Berdasarkan hasil pengamatan yang
terlihat dalam tabel, dapat terlihat bahwa pada akar kecambah kacang merah Phaseolus vulgaris yang diamati tidak
terjadi pertambahan panjang. Hal ini dapat disebabkan karena sel-sel dalam
organ akar tersebut tidak mengalami pembelahan sehingga ukuran panjang pada
akar tidak mengalami pertambahan panjang. Kemungkinan lain yang menyebabkan
tidak bertambahnya panjang akar adalah sel-sel dalam jaringan masih beradaptasi
dengan kondisi lingkungan yang ketersediaan nutrisinya terbatas.
Berdasarkan teori, tanaman yang
disimpan pada tempat yang gelap atau kurang mendapat cahaya akan mengalami
pertumbuhan maksimal, tetapi
tanaman pucat atau mengalami etiolasi. Hal ini disebabkan karena kerja
hormon auksin pada jaringan yang aktif membelah, dalam hal ini jaringan
meristem yang terdapat pada
akar, sangat maksimal ketika tidak ada sinar matahari. Sebab, sinar
matahari akan menghambat kerja hormon auksin sehingga pertumbuhan kecambah kurang maksimal.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan dan distribusi akar sehubungan dengan percobaan,
yaitu :
1. Hormon; hormon yang bekerja pada pertambahan panjang jaringan
tanaman adalah hormon auksin.
2. Persaingan; kompetisi
spesies tumbuhan mengeluarkan bahan panghambat oleh akar disebut alelopati.
3. Temperatur; temperatur optimum pertumbuhan akar lebih rendah dari bagian
pucuk.
4. Air; keadaan air
merupakan salah satu indikator pertumbuhan, termsuk dengan keadaan pHnya.
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dapat
disimpulkan bahwa daerah tumbuh pada akar
kecambah kacang merah Phaseolus vulgaris adalah pada ujung akar yang mengandung
jaringan meristem yang aktif membelah.
V.2 Saran
Sebaiknya
dalam melakukan percobaan dan pengamatan dilakukan pada satu tempat agar
faktor-faktor yang berpengaruh dalam percobaan tidak berubah, misalnya keadaan
temperatur dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N.A., Jane B. R. dan Lawrence G. M., 2002. Biologi, Jilid 2. Erlangga. Jakarta.
Fahn, Albert, 1992. Anatomi
Tumbuhan Edisi ke III. Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Franklin, P.,
1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Universitas Indonesia
Press, Jakarta.
Harjadi, Sri Setyadi, 1979. Pengantar Agronomi. Gramedia, Jakarta.
Kaufman, P. B., J. Labavitch, A. A. Prouty, N.S Ghosheh,
1975. Laboratory Experiment in Plant
Physiology. Macmillan Publishing Co., Inc. New York.
Heddy, S., 2001. Ekofisiologi
Tanaman. Raja Grafindo Persada: Jakarta.
Kimball, J.W., 1992.
Biologi Jilid 2. Erlangga.
Jakarta.
Lintasberita, 2010. Menentukan
Lokus tumbuh pada Tumbuhan. http://www.lintasberita.com. Diakses pada
tanggal 2 April 2013, pukul
19.00 WITA
Salisbury, F.B. dan Cleon W. R., 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 2. ITB Press. Bandung.
Susilo, W., 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Universitas
Indonesia. Jakarta.
oke, menurut saya makalah ini cukup jelas dan mudah dipahami
BalasHapus